Pengurangan pasukan mungkin tidak substansial karena misi penasehat dan pelatihan yang terus berlanjut. Rencana untuk mengakhiri misi tempur AS di Irak mengikuti keputusan Biden untuk menarik diri sepenuhnya dari Afghanistan, pasca hampir 20 tahun mantan presiden George W Bush melancarkan perang di negara itu, sebagai tanggapan atas serangan teroris 9/11.
Kurang dari dua tahun kemudian, Bush memulai invasi perang di Irak, yang menyebabkan ketidakstabilan negara itu hingga saat ini. Biden telah berjanji untuk melanjutkan upaya kontra-terorisme di Timur Tengah, namun mengalihkan lebih banyak perhatian ke China sebagai tantangan keamanan jangka panjang.
Sejauh ini, pasukan keamanan Irak telah diuji dalam pertempuran dan membuktikan diri bahwa mereka mampu dalam melindungi negara. Namun, Biden mengakui bahwa ISIS tetap menjadi ancaman yang cukup besar.
Pengumuman AS-Irak juga akan merinci perjanjian non-militer, termasuk kesehatan dan energi. Secara khusus, AS akan memberi Irak 500.000 dosis vaksin untuk mencegah infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) dari Pfizer.
AS juga akan menyediakan 5,2 juta dolar AS untuk membantu mendanai misi PBB dalam memantau pemilihan pada Oktober di Irak. Biden mengatakan bahwa AS menantikan pemilihan demokratis yang diharapkan dapat berlangsung dengan kondusif.