Selasa 27 Jul 2021 11:34 WIB

Buang Sentimen SARA di Survei Lingkungan Belajar

Prof. Zainuddin Maliki: Buang jauh sentimen mayoritas dan minoritas dari Survei Lingk

Red: Muhammad Subarkah
Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki (tengah).
Foto: ISTIMEWA
Anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Anggota DPR, Prof Zainuddin Maliki mengatakan seharusnya survei lingkungan belajar oleh Kemendikbud didasarkan  kepada kepentingan untuk memetakan latar belakang tempat berlangsungnya pendidikan. Maka jauhkan dari kepentingan politik, sentimen mayoritas dan minoritas dari sisi suku, ras maupun agama.

"Survei lingkungan belajar tersebut sangat bernada politis dan berpotensi membangkitkan sentimen mayoritas minoritas Suku, Ras dan Agama karena diajukan sejumlah pernyataan tendensius seperti "Lebih baik kalau ketua OSIS berasal dari agama yang mayoritas di sekolah," ujar Prof. Zainuddin Maliki, anggota Komisi X DPRRI dari Fraksi Partai Amanat Nasional menanggapi diedarkannya survei lingkungan belajar ke sekolah oleh Kemendikbudristek RI, (27/7).

Zainuddin juga mempertanyaan motivasi sikap atas pernyataan "Cara berpakaian sesuai aturan agama kelompok mayoritas seharusnya diwajibkan bagi warga sekolah. Pertanyaan itu adalah: Orang dari kelompok mayoritas agama lebih berhak menjadi pemimpin politik seperti bupati/walikota, gubernur dan Presiden.Guru dari etnis minoritas harus merasa bersyukur jika bisa mengajar di sekolah negeri."

Demikian juga kuisener survei ini pun mengandaikan etnis mayoritas sebagai sumber masalah, sehingga muncul pernyataan seperti ini: "Dalam penerimaan siswa baru saya lebih memilih calon siswa yang memiliki latar belakang suku atau etnis mayoritas." 

"Dari sejumlah pernyataan tersebut jelas sekali mengandaikan etnisitas dan agama mayoritas dinilai sebagai sumber masalah," ujar legislator asal Dapil Jatim X Gresik-Lamongan itu.

Menurutnya menjadi masalah besar kalau mencoba mengarahkan opini bahwa persoalan di negeri ini hanya berasal dari mayoritas dan tidak ada yang berasal dari minoritas. "Oligarki pemburu rente yang bermoral hazard itu minoritas. Hanya segelintir saja, tetapi mereka sumber masalah besar di negeri ini," tambahnya mengingatkan.

Oleh karena berpotensi membangkitkan sentimen mayoritas minoritas atas dasar SARA maka Zainuddin meminta Menteri Dikbudristek menarik kuisener itu.

"Arahkan kepada upaya menggali informasi mengenai kualitas proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran secara komperhensif, bukan hanya menggali input, proses dan output, tetapi juga konteks, outcome, benefit dan impact pembelajaran," ungkapnya.

Adanya hal itu, tegas Zainuddin, maka segera perbaiki survei lingkungan belajar ini agar berangkat dari asumsi penciptaan lingkungan yang kondusif. Apalai kini sudah banyak riset yang menyebutkan tripusat lingkungan belajar, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang berpengaruh signifikan terhadap proses pembelajaran secara bervariasi.

"Kondisi tripusat pendidikan itulah yang seharusnya digali melalui survei lingkungan belajar ini. Buang jauh fikiran yang mengancam kesatuan dan persatuan yang apalagi bangsa ini tengah membutuhkan kebersamaan menghadapi darurat kesehatan karena krisis pandemi Covid-19 yang masih terus berlanjut sekarang ini," pungkasnya.

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement