Selasa 27 Jul 2021 13:23 WIB

BMKG: Gempa di Tojo Una-Una tak Terkait Aktivitas Colo

Dampak gempa di Tojo Una-Una minim diduga karena karakteristik batuan keras.

Red: Ratna Puspita
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi dengan magnitudo 6,3 yang terjadi di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, pada Senin (26/7) pukul 19.09 WIB tidak terkait dengan aktivitas Gunung Colo. Gempa Tojo Una-Una adalah murni gempa tektonik akibat aktivitas sesar aktif. (Ilustrasi Gempa)
Foto: Pixabay
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi dengan magnitudo 6,3 yang terjadi di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, pada Senin (26/7) pukul 19.09 WIB tidak terkait dengan aktivitas Gunung Colo. Gempa Tojo Una-Una adalah murni gempa tektonik akibat aktivitas sesar aktif. (Ilustrasi Gempa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa bumi dengan magnitudo 6,3 yang terjadi di Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, pada Senin (26/7) pukul 19.09 WIB tidak terkait dengan aktivitas Gunung Colo. Gempa Tojo Una-Una adalah murni gempa tektonik akibat aktivitas sesar aktif.

Gunung Colo merupakan gunung api yang terletak di Pulau Una-Una, tepatnya di tengah Teluk Tomini, bagian utara Sulawesi. Gunung api tersebut terakhir meletus pada 1983.

Baca Juga

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Selasa (27/7), mengatakan, di sekitar pusat gempa Tojo Una-Una sebelumnya terjadi lebih dari tujuh kali gempa kuat. Yakni, gempa bermagnitudo 6,5 pada 23 Februari 1923, gempa dengan magnitudo 6,3 pada 1 Desember 1927, gempa bermagnitudo 6,6 pada 30 Juni 1964, gempa dengan magnitudo 6,2 pada 11 Oktober 1964, gempa dengan magnitudo 6,5 pada 23 April 1966, gempa bermagnitudo 6,1 pada 4 Februari 1969, dan gempa yang bermagnitudo 6,1 pada 15 Maret 2015.

Jika memperhatikan peta tektonik, ia melanjutkan, rentetan gempa kuat tersebut terjadi pada jalur Sesar Balantak yang berarah barat timur. "Namun untuk memastikan pembangkit gempa Tojo Una-Una saat ini masih perlu dikaji lebih mendalam," katanya.