Selasa 27 Jul 2021 14:05 WIB

BNPB: Masyarakat Tojo Una Una Kembali ke Rumah Usai Ngungsi

BPBD masih melakukan koordinasi dengan aparat desa untuk mengecek dampak kerusakan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Anak Sekolah Juara menggalang donasi untuk membantu korban gempa di Sulteng. (Ilustrasi)
Foto: rumah zakat
Anak Sekolah Juara menggalang donasi untuk membantu korban gempa di Sulteng. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNPB mengonfirmasi gempa M6,5 yang menguncang beberapa wilayah di Kabupaten Tojo Una Una, Sulawesi Tengah, sempat menimbulkan pengungsian. Namun, warga telah kembali ke rumah masing-masing setelah melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

"Laporan BPBD Kabupaten Tojo Una Una per Selasa (27/7), pukul 09.11 WIB menyebutkan masyarakat telah kembali ke rumah mereka masing-masing," kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers, Selasa (27/7).

Sebelumnya Pusdalops BNPB mendapatkan laporan bahwa upaya evakuasi mandiri tampak dilakukan warga Kecamatan Togean pascagempa semalam. Di samping itu, hingga saat ini, BPBD masih melakukan koordinasi dengan aparat desa untuk mengecek dampak kerusakan rumah atau bangunan. 

"Guncangan gempa dirasakan masyarakat di beberapa wilayah, baik di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara. Belum ada laporan korban jiwa atau pun kerusakan yang diterima BNPB," ujar Abdul.

Berdasarkan analisis InaRISK, Abdul menyebut Kabupaten Tojo Uno Uno merupakan wilayah dengan potensi bahaya gempa tinggi kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 9 kecamatan berada pada potensi bahaya tersebut, seperti Kecamatan Tojo Barat, Tojo, Ulubongka, Ampana Tete, Ampana Kota, Una Una, Togean, Wale Kepulauan dan Walea Besar. 

"Sedangkan total populasi yang berpotensi terpapar di sejumlah kecamatan tersebut berjumlah 35.038 jiwa," ucap Abdul. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement