Selasa 27 Jul 2021 14:12 WIB

BPIP: Permainan Tradisional Sarat Nilai Pancasila 

Orang tua atau guru dapat mengajarkan Pancasila ke anak-anak melalui permainan.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ratna Puspita
Indonesia memiliki beragam permainan tradisional di berbagai daerah. Menurut Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Rima Agristina, permainan tradisional sarat akan nilai-nilai Pancasila. (Foto ilustrasi: Permainan tradisional egrang)
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Indonesia memiliki beragam permainan tradisional di berbagai daerah. Menurut Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Rima Agristina, permainan tradisional sarat akan nilai-nilai Pancasila. (Foto ilustrasi: Permainan tradisional egrang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki beragam permainan tradisional di berbagai daerah. Menurut Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Rima Agristina, permainan tradisional sarat akan nilai-nilai Pancasila. 

"Kami harapkan dalam bermain tersebut barangkali begitu sarat begitu banyak sekali nilai-nilai Pancasila yang ada di setiap permainan," ujar Rima dalam webinar Pengenalan Pancamain Indonesia, Selasa (27/7). 

Baca Juga

Dia mengatakan, orang tua atau guru dapat memberikan pembelajaran Pancasila kepada anak-anak melalui permainan tradisional secara sederhana. Orang tua atau guru dapat melakukan pembudayaan nilai-nilai Pancasila dengan menggunakan pendekatan berbagi, gotong-royong, belajar persamaan, dan saling menghargai ketika bermain, yang lebih mudah dipahami anak-anak. 

Rima menuturkan, memainkan permainan tradisional juga bisa menjadi sarana komunikasi anak-anak dengan keluarganya. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang lebih banyak di rumah, anak-anak tetap bisa belajar dengan didampingi anggota keluarga yang turut serta bermain. 

Apabila tidak ada alat-alat permainan tradisional, anak-anak bisa berkreasi membuat alatnya dengan bahan-bahan sederhana yang ada di rumah. Anak-anak bisa melatih kreativitas dengan membuat alat permainan tradisionalnya sendiri, seperti balap jajar, catur teuku umar, dan bola lima. 

"Kita memandunya dengan bagaimana langkah-langkah menyusun, membuat gambar, membuat aturan main," kata Rima. 

Dia berharap, permainan tradisional dapat menandingi produk-produk mainan dari luar negeri dan mengalihkan anak-anak dari penggunaan gawai. Anak-anak didorong mencintai kearifan lokal atau kekayaan budaya Tanah Air sebagai sarana untuk lebih mengenal Indonesia. 

"Mereka juga dari permainan ini bukan hanya belajar Pancasila tetapi juga mengenal Indonesia karena mereka akan melihat di daerah lain juga ada, namanya berbeda, mungkin cara memainkannya berbeda, sejarahnya juga ada sesuatu yang menarik, sehingga mereka juga mengenal daerah-daerah dari teman-temannya satu Indonesia," jelas Rima. 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Komite Permainan dan Olahraga Rakyat Tradisional Indonesia (KPOTI), Indonesia memiliki 2.600 jenis permainan. Sedangkan, negara lain tidak sampai seribu jenis permainan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement