Selasa 27 Jul 2021 15:43 WIB

Suami Istri Turki Ditahan karena Menyerang Muslimah

Suami istri tersebut didakwa dengan pelanggaran kebebasan beragama.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Suami Istri Turki Ditahan karena Menyerang Muslimah
Foto: Republika
Suami Istri Turki Ditahan karena Menyerang Muslimah

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Polisi di kota barat Izmir, Turki menahan sepasang suami istri atas tuduhan penyerangan terhadap Muslimah berjilbab. Kantor Kepala Kejaksaan mengumumkan tersangka yang diidentifikasi sebagai RE dan istrinya YE didakwa dengan pelanggaran kebebasan beragama dan berpikir dengan kekerasan dan ancaman.

Korban, yang diidentifikasi sebagai RY, seorang perempuan berusia 23 tahun. Korban mengajukan pengaduan terhadap keduanya setelah insiden di distrik kota Karabaglar pada 22 Juli lalu, tetapi para tersangka dibebaskan setelah penahanan yang singkat. 

Baca Juga

Kantor kejaksaan memerintahkan penangkapan tersangka kembali. Sebuah pernyataan resmi mengatakan pasangan itu sedang diselidiki karena menyerang RY secara fisik, mencoba melepaskan jilbabnya, dan menghina Muslimah tersebut.

RY mengatakan kepada polisi dia terlibat dalam pertengkaran dengan RE ketika seorang sopir minibus hampir menabraknya saat dia menyeberang jalan. Dia mengatakan pasangan itu mengikutinya setelah dia meninggalkan tempat kejadian dan mulai menghinanya, sebelum memukulnya dan melepaskan jilbabnya. 

Kepada Ihlas News Agency (IHA) pada Senin (26/7), korban mengatakan dia berada di belakang minibus dan mencoba menyeberang jalan ketika minibus mulai bergerak. Korban kemudian menggedor minibus tersebut.

“Minibus (sedikit) menabrak saya dan saya mulai menggedornya, meneriaki pengemudi. Dia mengabaikan saya dan (melanjutkan) mengemudi mundur. Ketika saya merasakan sakit di lutut saya, saya berteriak 'apakah kamu idiot?' Dia mulai mengutukku. Saya takut dan meninggalkan tempat kejadian. Ada seorang perempuan yang duduk di sebelah pengemudi dan dia mendekati saya. Dia meminta saya segera meminta maaf kepada suaminya dan mulai memaki saya,” kata RY mengingat kejadian itu.

Perempuan tersebut menarik jilbabnya dan terus memaki korban. Seorang laki-laki mulai mendekat dari belakang dan mulai meninju punggung korban.

“Saya pikir mereka akan membunuh saya. Mereka mencoba memukul kepala saya, tetapi saya melindungi kepala saya dengan tangan. Orang-orang yang lewat berlari menyelamatkan saya dan mendorong mereka pergi,” ujar RY, dilansir dari Daily Sabah, Selasa (27/7).

RY mengklaim penyerang perempuan itu memanggilnya "anjing AKP," mengacu pada Partai Keadilan dan Pembangunan (Partai AK) yang berkuasa. RY mengaku sangat terguncang dengan kejadian tersebut dan tidak bisa fokus pada pekerjaannya sebagai kasir.

"Saya hancur. Melihat mereka dihukum atas apa yang telah mereka lakukan mungkin membuat saya lega,” katanya.

RY mengatakan anggota parlemen Partai Izmir AK, termasuk mantan perdana menteri Binali Yildirim meneleponnya setelah insiden itu dan mendoakan yang terbaik untuknya. Perempuan berjilbab, yang menjadi korban sebelum dan sesudah kudeta 1997 adalah target utama.

Tidak ada angka pasti mengenai jumlah serangan semacam itu, tetapi serangan yang dipublikasikan dengan baik menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir karena liputan media yang lebih luas dan meningkatnya wanita berjilbab di ruang publik. Larangan mengenakan jilbab sekarang sudah tidak berlaku di sektor publik dan untuk mahasiswa di universitas.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement