Nelayan Gunungkidul Evakuasi Kapal Antisipasi Ombak Tinggi
Red: Yusuf Assidiq
Perahu nelayan bersandar di Pantai Gesing, Panggang, Gunungkidul, DI Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Nelayan di sepanjang pantai Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengevakuasi kapal ke daratan mengantisipasi dampak gelombang laut tinggi sekitar empat hingga lima meter yang diperkirakan menerjang wilayah tersebut selama satu pekan ke depan hingga Ahad (1/8).
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul, Rujimanto mengatakan, gelombang pasang di kawasan pantai sudah mulai terlihat pada Senin pagi. Namun kondisi ini masih dirasakan aman, sehingga ada sejumlah nelayan yang tetap mencari ikan di laut.
"Hal itu dikarenakan puncak gelombang tinggi baru terjadi di akhir Juli. Namun ada juga nelayan yang sudah mengevakuasi kapal mereka ke darat yang tidak bisa diterjang gelombang," kata Rujimantoro.
Ia mengatakan dirinya hari ini melaut dengan hasil tangkapan ikan yang cukup bagus. Ada beberapa memang sudah ada yang berhenti untuk mengantisipasi kenaikan gelombang laut.
Menurutnya, potensi kenaikan gelombang merupakan fenomena biasa dan hampir terjadi setiap tahunnya. Meski demikian, upaya antisipasi tetap harus dilakukan agar tidak menimbulkan kerusakan maupun korban jiwa.
"Tetap harus diwaspadai. Rencananya kami nelayan di Pantai Ngandong juga akan menaikkan kapal-kapal ke tempat yang lebih aman,” kata Rujimanto.
Sementara itu, Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II DIY, Marjono menyatakan, berdasarkan prakiraan cuaca yang diterima, mulai Senin (26/7) hingga Ahad (1/8), ketinggian gelombang laut bisa mencapai empat sampai lima meter.
"Hari ini mulai naik dan puncaknya pada 1 Agustus dengan prediksi ketinggian gelombang mencapai lima meter,” ujarnya.
Untuk itu, pihaknya sudah sudah memberikan peringatan kepada para nelayan untuk lebih berhati-hati. Tindak lanjut dari imbauan, nelayan di Pantai Baron juga sudah mulai menaikkan kapal-kapal ke tempat lebih tinggi agar terhindar dari kerusakan saat terjadi gelombang pasang. “Mudah-mudahan semua aman dan tidak ada kerusakan,” kata dia.
Marjono menambahkan sektor pariwisata masih tutup, sehingga fokus pengamanan ditujukan kepada nelayan dan warga di kawasan pesisir. Ia berharap adanya kenaikan gelombang tidak sampai menimbulkan kerugian.
"Kami akan pantau perkembangan dan akan disampaikan kepada nelayan maupun warga di sekitar pantai,” tegasnya.