REPUBLIKA.CO.ID, BINTAN -- Kepolisian Resort (Polres) Kabupaten Bintan mengingatkan para orang tua untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya saat bermain ponsel. Hal itu lantaran pegaruh gim daring kepada perilaku anak-anak cukup besar.
"Bermain game secara berlebihan berdampak negatif kepada anak. Peran orang tua sangat besar untuk mencegahnya," kata Kapolres Bintan, AKBP Bambang Sugihartono di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (27/7).
Bambang khawatir, anak-anak yang bermain gim daring, terutama yang mengandung kekerasan, bisa memicu perbuatan yang tidak baik. "Selain membuang waktu, game daring juga dapat mengganggu psikis anak," katanya.
Polres Bintan secara rutin melakukan razia di warnet. Jika ditemukan anak-anak, maka anggota polisi akan menyuruh anak-anak itu pulang ke rumahnya. "Sejauh ini belum ada tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak akibat kecanduan game daring. Namun ini perlu diantisipasi," ujar Bambang.
Akademisi dari Sekolah Tinggi Ilmu Teknologi Indonesia Tanjungpinang, Faisal mengatakan, gaim daring memberi dampak negatif kepada anak-anak. Sehingga, sebaiknya orang tua harus mengawasi penggunaan ponsel yang memiliki fasilitas internet dan aplikasi gim.
"Ada sejumlah temuan kasus yang melibatkan anak-anak yang kecanduan main game daring ponsel," ucap mantan Ketua Komisi Perlindungan Anak Kepri tersebut.
Faisal menjelaskan, anak-anak yang suka main gim daring dengan konten kekerasan cenderung meniru aktor animasi tersebut. Beberapa waktu lalu, sambung dia, ada gim daring berupa Smack Down, yang ditiru anak-anak kepada temannya sampai meninggal karena dibanting.
"Anak-anak itu seperti imitasi, gampang meniru dengan hal-hal yang disukainya," ucap Faisal.