REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Atlet Inggris Raya Tom Dean menorehkan prestasi mentereng di Olimpiade Tokyo 2020. Ia baru saja meraih medali emas di cabang olahraga renang nomor gaya bebas 200 meter putra di Tokyo Aquatics Centre, Jepang, Selasa (27/7).
Pencapaian Tim sangat dramatis. Mengingat, ia baru lepas dari gangguan kesehatan jelang ajang prestisius ini.
Sebelum Olimpiade berlangsung, Dean dua kali ia terjangkit Covid-19. Jangankan mentas di Tokyo, ia bahkan ragu bakal lolos ke uji coba nasional. Namun dia bisa melewati semua tantangan tersebut. "Ini pencapaian terbesar dalam karier saya," kata Tom, dikutip dari AP.
Pada Januari 2021, Tom terinfeksi virus corona kedua kalinya. Sistem kardiosvaskularnya terkena. Paru-parunya sakit. Batuknya, tak kunjung sembuh. Jelas, situasi demikian memengaruhi pola latihannnya. Tom harus menjalani karantina di apartemennya.
Sementara uji coba berlangsung pada April. Sekitar tiga bulan lagi. Tampak mustahil untuk jadi yang terbaik di Olimpiade dengan kondisi ini.
"Emas Olimiade berjarak satu juta mil jauhnya," ujar Dean sembari membayangkan kondisinya pada Januari lalu.
Namun ia menepis keraguannya. Kini Tom justru berjaya di negeri Matahari Terbit. Tom merasa mewujudkan mimpi. Ada medali emas di lehernya.
Kemenangan pemuda 21 tahun itu menjadi kejutan. Sebelumnya di nomor ini, rekan setimnya dari Inggris Raya, Duncan Scott, berstatus favorit peraih emas. Selama kualifikasi, Scott tampil superior. Namun pada sesi final, Tom akhirnya finis di garis terdepan.
"Itu luar biasa. Sesuatu yang spesial jika melihat apa yang dia lalui tahun ini," ujar Scott, memuji pencapaian rekannya.
Dengan demikian para perenang Britania Raya itu berada di dua besar. Ini pertama kalinya terjadi setelah 108 tahun berlalu. Perenang Brasil, Fernando Scheffer, berada di tempat ketiga alias meraih medali perunggu.