Selasa 27 Jul 2021 18:24 WIB

Hudaibiyah: Strategi Pemimpin Mengakhiri Pandemi

Kita bisa belajar dari Nabi SAW tentang perlunya kesabaran dalam berjuang.

Red: Ani Nursalikah
Hudaibiyah: Strategi Pemimpin Mengakhiri Pandemi
Foto:

Mereka segera ber-istighfar lalu bergerak beramai-ramai menyembelih ternaknya masing-masing serta saling mencukur rambut mereka secara bergantian dengan perasaan ridha. Kaum muslimin pun kembali ke kota Madinah dengan membawa semangat baru untuk membangun peradaban yang akan membawa rahmat untuk semesta alam.

Perlahan namun pasti para sahabat menyadari bahwa keputusan Nabi SAW menyetujui perjanjian Hudaibiyah adalah keputusan yang tepat guna membuka gerbang kemenangan selanjutnya. Terbukti justru pihak Quraisy lah yang pertama kali melanggar perjanjian tersebut.

Puncaknya selang 2 tahun berikutnya, di tahun ke-8 Hijriyah, kaum muslimin berhasil menaklukan Makkah (Fathul Makkah) tanpa pertumpahan darah. Saat itu kaum muslim bukan lagi datang untuk berhaji, tetapi datang ke Makkah untuk mengakhiri arogansi dan resistensi kaum Quraisy terhadap Islam selamanya. Mereka pun akhirnya berbondong-bondong masuk Islam secara sukarela tanpa adanya paksaan.

Dari kisah di atas kita bisa belajar dari Nabi Muhammad SAW tentang perlunya kesabaran dalam berjuang, pentingnya menguasai data/informasi dan mengelolanya dalam bentuk komunikasi/diplomasi yang efektif, serta menerapkan keteladanan di setiap kebijakan yang diambil oleh para pemimpin. Tanpa kesabaran perjuangan akan mudah dipatahkan. Tanpa komunikasi yang baik, visi dan misi perjuangan hanya menjadi sebatas mimpi. Dan tanpa keteladanan, sebuah bangsa akan kehilangan kepercayaan dan harga diri.

Begitu pun saat berjuang melawan pandemi covid-19. Rakyat membutuhkan keteladan nyata dari para pemimpinnya. Jangan sampai seperti “pepatah”: pemimpin kencing berdiri, rakyat kencing berlari dan mereka saling mengencingi. Mari kita bersatu dalam satu komando efektif yang penuh keteladanan untuk menyelesaikan pandemi ini dengan cara seksama & dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tabik.

Link artikel asli

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement