Selasa 27 Jul 2021 18:45 WIB

James Gunn Melihat Titik Akhir Film Superhero

James Gunn menyebut film superhero sangat membosankan jika tidak diubah.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu film superhero, Avengers Infinity War. mengatakan belum selesai dengan genre superhero, namun Gunn sudah melihat titik akhir.
Foto: MCU.
Salah satu film superhero, Avengers Infinity War. mengatakan belum selesai dengan genre superhero, namun Gunn sudah melihat titik akhir.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- James Gunn merupakan salah satu nama besar dan paling produktif dalam film superhero. Gunn menjadi sutradara film Guardians of the Galaxy Vol.1 dan Vol.2, dan Vol.3 yang masih dalam proses produksi. 

Dia juga mengarahkan film reboot The Suicide Squad yang akan tayang di bioskop dan streaming pada bulan depan, juga film spin-off Peacemaker pada 2022.

Dalam wawancaranya bersama Irish Times, Gunn membahas masa depan film superhero. Dia mengatakan belum selesai dengan genre superhero, namun Gunn sudah melihat titik akhir. “Kami tahu tentang bagaimana film koboi berjalan, dan bagaimana film perang berjalan. Saya pikir Anda tidak perlu menjadi jenius untuk menyatukan keduanya,” kata Gunn dilansir di laman The Mary Sue, Senin (26/7).

Ada siklus semacam itu dalam film. Orang tahu harapan masa depan komik adalah mengubahnya menjadi film superhero. “Mereka kebanyakan membosankan bagi saya sekarang,” ujar Gunn.

Awalnya, Gunn menyukai proses itu. Dia sangat senang ketika pertama kali membuat film-film superhero, misalnya efek visual melihat Superman sebagai seorang anak. Kemudian, membuat pria seolah terbang seperti yang terlihat di film Iron Man

Saat itu, Gunn menganggap mereka adalah film yang hebat. “Tetapi, jika filmnya tidak berubah, itu akan menjadi sangat, sangat membosankan,” kata Gunn.

Gunn tidak salah. Agar sebuah genre film dapat bertahan, dia harus berkembang melampaui template superhero standar untuk menceritakan kisah yang lebih menarik dan khusus. 

Film-film itu juga perlu memperluas definisi tentang apa itu superhero dengan mengekplorasi karakter-karakternya melalui lensa yang berbeda, baik itu horor, drama, atau romansa. 

Setiap film memiliki kekayaan intelektual untuk diambil lebih dalam. “Saya selalu dipengaruhi oleh seni Dave Gibbons dan Watchmen Alan Moore di mana kostumnya tidak sesuai dengan superhero sempurna, dan mereka sedikit buncit,” ujar Gunn.

Menurut Gunn, superhero tidak semuanya sempurna dan rupawan. Saat berkelahi, mereka juga terlihat seperti orang bodoh yang ribut di kafe. 

“Ada orang yang mencoba melakukan beberapa hal berbeda dengan pahlawan super. Jadi bukan aturan 100 persen, tapi banyak film superhero yang membosankan. Jadi bagi saya, saya pikir ini hanya tentang membawa elemen lain,” kata Gunn. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement