REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Bank Indonesia (BI) meyakini inflasi Sumatera Utara tahun 2021 akan lebih tinggi dari angka 2020 atau sebesar 3 plus minus satu persen (2-4 persen) seperti yang diperkirakan sejak awal."Kenaikan inflasi seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian didukung percepatan program vaksinasi oleh pemerintah," ujar Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut, Soekowardojo di Medan, Selasa (27/7).
Kembali menggeliatnya usaha beberapa industri seperti otomotif dan termasuk sudah beroperasinya penerbangan, ikut mendorong perekonomian Sumut."Meski inflasi naik, tapi diproyeksikan masih berada pada rentang sasaran nasional 3 plus minus satu persen dengan potensi bias ke bawah," katanya.
Apalagi, ujar dia, meski harga bahan pokok naik dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), namun masih terjaga dalam batas wajar. Stabilitas harga itu juga diperkuat dengan hasil survei aliran pasokan BI yang menunjukkan, aliran pasokan pada pedagang besar di Kota Medan masih relatif stabil serta stok bahan pokok di gudang Bulog yang cukup memadai.
Untuk menekan lonjakan inflasi, maka Tim Penanganan Inflasi Daerah (TPID) Sumut terus bekerja keras."Stok bahan pokok terus dipantau dan dijaga, termasuk juga kelancaran distribusi," katanya.
Dia menegaskan, inflasi yang terjaga baik akan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang sudah bergerak naik.