Rabu 28 Jul 2021 05:17 WIB

Ma’ruf al-Karkhi, Sufi Pertama Bakukan Pengertian Tasawuf

Tasawuf adalah merengkuh segenap hakikat Ilahi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Maruf al-Karkhi, Sufi Pertama Bakukan Pengertian Tasawuf
Foto: EPA/Olivier Maire
Maruf al-Karkhi, Sufi Pertama Bakukan Pengertian Tasawuf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama lengkapnya adalah Ma’ruf bin Faizan Abu Mahfudz al-Ibid bin Firus al-Karkhi. Ia adalah seorang ulama sufi yang dikenal dengan al-Karkhi, sebuah nama yang dinibatkan kepada nama tempat kelahirannya.

Dalam buku terbarunya yang berjudul “Allah dan Alam Semesta”, Prof KH Said Aqil Siroj menjelaskan hampir semua sumber-sumber sejarah yang ada sepakat bahwa Ma’ruf al-Karkhi adalah orang pertama yang membakukan dasar pengertian tasawuf.

Baca Juga

Menurut Ma’ruf al-Karkhi, tasawuf adalah merengkuh segenap hakikat Ilahi, dan berpaling serta menanggalkan segenap yang ada di tangan makhluk. Dari definisi ini, menurut Said Aqil, Ma’ruf al-Karkhi menempatkan tasawuf sebagai wasilah atau instrumen mencapai ma’rifah atau pengetahuan esoteris. Subyek atau aktor ma’rifah sendiri disebut al-‘arif.

Dalam pandangan Ma’ruf al-Karkhi, tasawuf adalah kecenderungan metafisis yang didambakan setiap jiwa manusia untuk mencapai tingkat fana dan bersatu (ittihad) dengan Yang Bersifat Ilahi. Selain itu, tasawuf juga adalah zuhud atau praktik asketisme.

“Singkatnya, dalam pandangan Ma’ruf, tasawuf adalah ma’rifah dan zuhud,” tulis Said Aqil.

Selain itu, menurut Said Aqil, Ma’ruf al-Karkhi juga dikenal sebagai sufi yang pertama kali memperkenalkan satu bentuk tarekat dalam tasawuf. Ia juga yang pertama mengangkat ide tentang al-wilayah (mabuk spiritual) karena kecintaan kepada Allah SWT, dan ia merasa baru sadar setelah bersua dengan-Nya.

Dengan pula Ma’ruf al-Karkhi melihat bahwa fana-nya orang-orang bertakwa adalah sebuah keabadian dan kematian mereka adalah sebuah kehidupan, sebagimana diungkap dalam syairnya, “Kematian orang-orang bertakwa adalah sebuah kehidupan yang kukuh dan kebal; mereka bisa saja mati, tapi di tengah manusia mereka sebenarnya hidup.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement