REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) DKI Jakarta bersama Dewan Pengurus Pusat IAEI mengadakan focus Group Discussion (FGD), Rabu (27/7). Tujuannya untuk mempertemukan kalangan industri dan akademisi Ekonomi Syariah agar tercapai kesepakatan mengenai penerapan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM), serta mendapatkan konfirmasi dari DIKTI tentang penerapan MBKM yang diinginkan. Khususnya untuk kegiatan magang, riset/penelitian dan proyek kemanusiaan, yang merupakan 3 dari 9 kegiatan MBKM yang disiapkan oleh DIKTI dengan menghadirkan narasumber utama dari DIKTI dan KNEKS.
FGD ini dipandu Prameswara Samofa Nadya selaku akademisi dan Pengurus DPW IAEI DKI Jakarta ini juga dihadiri oleh berbagai stakeholders Ekonomi dan Keuangan Syariah yang merupakan wakil dari kalangan industri dan akademisi, yaitu:
1. Kesumawati, Asisten Direktur DEKS BI
2. Arief Machfoed, Deputi Direktur DPMS OJK
3. Wuri, DPMS OJK
4. Nurul Fauziah, Direktorat IKNB Syariah OJK
5. Rudi Widodo, DPPS OJK
6. Dede Haris, Anggota Divisi Humas, Sosialisasi, Literasi BWI
7. Arifin Purwakananta, Direktur Utama BAZNAS
8. Dwi Irianti, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu
9. Agus Laksono, DPS DJPPR Kemenkeu
10. Siti Nurdiana, Dean Wholesale BSI University
11. Taufik Machrus, BSI University
12. Indra Azhari, Bank DKI Syariah
13. Noven Suprayogi, APSEII
14. Asnaini, AFEBIS
Pada kesempatan ini DIKTI diwakili Prof. Aris Junaidi (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan DIKTI) menyampaikan bahwa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini dilaksanakan untuk menyambungkan broken link antara riset, Pendidikan dan magang yang dilaksanakan mahasiswa. Dengan adanya program MBKM diharapkan mahasiswa dapat belajar secara fleksibel dan mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing.
Program MBKM ini adalah upaya untuk membangun infrastruktur pendidikan pada Perguruan Tinggi dan DIKTI sudah menyiapkan kanal khusus untuk memantau dan memberi update kegiatan pelaksanaan MBKM, link and match antara Kampus dan Industri yang dapat memfasilitasi sarana pendidkan, penelitian dan magang bagi mahasiswa di seluruh Indonesia sehingga dapat meningkatkan infrastukrut pendidikan.
Sedangkan Dr. Sutan Emir Hidayat (Direktur Infrastuktur Ekosistem KNEKS) menyampaikan bahwa KNEKS mundukung MBKM yang dilakukan perguruan tinggi, di mana bentuk nyata dukungan diungkapkan dengan adanya realisasi buku pedoman akademik dengan 10 mata kuliah acuan, dimana saat ini sudah selesai 3 buku yang dibuat oleh KNEKS bekerjasama dengan Dosen dan beberapa Perguruan Tinggi yang terdata di DIKTI. Realisasi buku pedoman magang, buku pedoman KKN Tematik, realisasi MoU dan PKS dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia, dan juga penguatan riset ekonomi Syariah.
Dukungan ini merupakan bentuk komitmen untuk menciptakan SDM unggul di bidang ekonomi Syariah dan infrastuktur pengembangan dan kemajuan Pendidkan Tinggi di Indonesia. Asisten Direktur DEKS bank Indonesia (BI) mendukung program magang yang sudah dilaksanakan di BI dan manfaatnya bukan hanya untuk mahasiswa magang saja tetapi BI sendiri juga merasa terbantu dan dapat mengedukasi mahasiswa terkait pembelajaran kebijakan-kebijakan apa saja yang menjadi otoritas BI. Hal ini diamini oleh berbagai instansi yang telah menyelenggarakan program magang, seperti DPMS OJK, Direktorat IKNB Syariah OJK dan DPS DJPPR Kemenkeu.
FGD ini juga memperoleh output yang sangat bermanfaat khususnya bagi perguruan tinggi yang memiliki jurusan ekonomi Islam, Direktur Utama BAZNAS Dr. Arifin Purwakananta menyampaikan BAZNAS siap mendukung MBKM lingkup magang dan penelitian, magang tidak hanya diperuntukkan pada suatu perusahaan atau LAZ tetapi juga dapat dengan belajar menggalang pengumpulan zakat di kampus ataupun komunitas. Lulusan Ekonomi Syariah diharapkan memiliki kemampuan pemahaman terkait, Fiqh (teknis ziswaf), digital, kemapuan Bahasa dan komunikasi yang baik, kemampuan dalam leadership dan endurance.
Badan Wakaf Indonesia (BWI) juga menyampaikan dukungan penuh semua kerjasam yang terkait dengan MBKM yang dapat dilakukan, dengan harapan agar mahasiswa memperoleh literasi Wakaf dan juga dapat merealisasikannya.
Dari berbagai perusahaan yang menyelenggarakan program magang bekerja sama dengan DIKTI, untuk industri Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan satu-satunya perusahaan yang siap dengan penyelenggaraan magang tersebut. BSI telah menyiapkan program magang dengan 6 area yang dapat dipilih oleh peserta magang di mana pada tahun pertama penyelenggaraan sebanyak 5.000 orang mahasiswa dapat terserap ke dalamnya.
Dengan terlaksananya FGD ini dihasilkan kesimpulan bahwa perlu dilakukan sosialisasi MBKM kepada tenaga kependidikan pada perguruan tinggi untuk lebih dapat mendukung infrastuktur MBKM secara optimal, sehingga menghasilkan link and match yang optimal dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian dan magang. Kolaborasi kampus dan industri adalah kunci keberhasilan, dan merupakan standar kompetensi yang harus dilaksanakan,juga perlu adanya kerjasama dengan asosiasi-asosiasi yang mendukung maksimal dan adanya program magang Kemendikbud terutama di bidang Ekonomi dan Keuangan Syariah. Diharapkan adanya kerja sama berkelanjutan dalam realisasi MBKM menjadi bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan dan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.