Rabu 28 Jul 2021 11:34 WIB

Ridwan Kamil Lobi 70 Perusahaan Cari Dana Tangani Covid-19

Donasi berupa uang akan diprioritaskan untuk infrastruktur terkait fasilitas oksigen.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ridwan Kamil Lobi 70 Perusahaan Cari Dana Tangani Covid-19. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Ridwan Kamil Lobi 70 Perusahaan Cari Dana Tangani Covid-19. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berhasil mengumpulkan 70 perusahaan swasta untuk penggalangan dana, komitmen, dan kontribusi lain untuk mengurangi ketergantungan pada APBD dalam menangani Covid-19. 

Penggalangan dana dikemas dalam Virtual Roundtable Meeting for Covid-19 Handling in West Java, dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa petang (27/7). Hadir sekitar 240 orang mewakili 70 perusahaan berbagai sektor baik dalam dan luar negeri.  

Fokus dalam pertemuan dengan para donatur adalah bagaimana menjamin ketersediaan oksigen bagi pasien baik yang dirawat di rumah sakit maupun yang isoman di rumah atau pusat isolasi desa/kelurahan. 

Menurut Ridwan Kamil, untuk memenuhi kebutuhan Pemprov Jabar tidak bisa hanya mengandalkan kapasitas APBD. Oleh karena itu, Jabar membuka pintu seluas-luasnya untuk bermitra dengan berbagai entitas dalam dan luar negeri. 

“Karena dalam kalkulasi kami hal ini tidak dapat 100 persen mengandalkan kapasitas APBD kita. Sehingga kami membuka pintu seluas-luasnya untuk bermitra dengan berbagai entitas luar dan dalam negeri,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Emil mengatakan, ketersediaan oksigen penting mengingat saat ini tidak ada yang dapat memastikan kapan pandemi berakhir. 

“Kebutuhan ketersediaan oksigen perlu disiapkan bukan hanya untuk memenuhi kondisi kebutuhan mendesak saat ini, melainkan juga untuk antisipasi gelombang selanjutnya,” katanya. 

Dalam roundtable, Pemprov Jabar menerima bantuan 1.466 tabung oksigen dari PT Shopee International Indonesia yang diberikan kepada Dinas Kesehatan Jabar untuk kemudian dikelola oleh Posko Oksigen Jabar.   

Selain tabung, regulator, dan concentrator oksigen, masih banyak bentuk bantuan lain yang diberikan perusahaan- perusahaan tersebut seperti fasilitasi ke suplier luar negeri, bantuan pengadaan, serta dukungan transportasi. Ada juga yang memberikan bantuan vaksin hingga komitmen kucuran dana segar.  

Menurut Emil, khusus stakeholders yang memberikan dana segar jika jadi maka dananya akan dimaksimalkan untuk infrastruktur fasilitas oksigen. “Apabila terdapat donasi berupa uang akan diprioritaskan untuk infrastruktur terkait fasilitas oksigen di Jabar,” katanya.

“Nantinya seluruh bentuk bantuan berupa informasi, donasi, maupun pengadaan akan diarahkan langsung ke Posko Oksigen Jabar yang diwakili Jasa Sarana,” imbuhnya. 

Emil mengapresiasi dukungan berbagai pihak yang telah memberikan kemampuannya untuk menangani kelangkaan oksigen di Jabar. “Saya sangat berterima kasih atas begitu banyaknya dukungan dan ketulusan dari partisipan semua, dan seluruh bantuan yang akan diberikan,” katanya. 

Donasi untuk pengadaan oksigen ini, kata dia, merupakan satu dari dua strategi yang sedang dijalankan Pemprov Jabar untuk menjamin Jabar tidak kekurangan oksigen. Strategi kedua adalah dengan pembelian oksigen dari dana terbatas. 

Jika dua strategi ini berhasil, kata dia, diharapkan menjadi model bagi provinsi lain untuk menerapkan hal yang sama. Dengan pemda yang mandiri akan meringankan beban pemerintah pusat dalam penanganan Covid-19.  

Sebelumnya, Jabar telah menerima 700 tabung oksigen dari Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa  Barat dan PT Abyro Multitecno Cemerlang. Ditambah 1.500 tabung dari koneksi Gubernur di Singapura. Bantuan juga datang dari  PT Krakatau Steel, PT Pupuk Sriwidjaja, Sinar Mas Group, AICO Energi, dan PT Serba Dinamik Indonesia (SDI). Tabung- tabung gas tersebut telah disalurkan ke 27 kabupaten/kota dengan prioritas daerah paling kekurangan.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement