Rabu 28 Jul 2021 14:26 WIB

Peruri Cetak Uang Peru, Pintu Gerbang Berbagai Kerja Sama

Pencetakan uang di Peruri menjadi bukti nyata eratnya hubungan Indonesia dan Peru.

Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes Peru, Francisco Gutiérrez Figueroa
Foto: dok kedubes peru
Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes Peru, Francisco Gutiérrez Figueroa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa Usaha Kedubes Peru, Francisco Gutiérrez Figueroa mengatakan pencetakan uang kertas Peru oleh Perusahaan Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) dapat menjadi pintu gerbang berbagai peluang kerja sama antara Peru dan Indonesia. Francisco Gutiérrez Figueroa mengatakan pihaknya senang sejumlah uang kertas tiba tepat waktu.

"Saya tidak ragu bahwa puncak dari proyek ini mungkin menjadi pintu gerbang ke berbagai peluang kerja sama antara Peru dan Indonesia," kata Francisco Gutiérrez Figueroa dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Rabu (28/7).

Ia berkata, pencetakan uang di Peruri itu juga menjadi bukti nyata eratnya hubungan antara Indonesia dan Peru. Badan Usaha Milik Negara Indonesia, Perum Peruri, mencetak uang kertas Peru pecahan 10, 20 dan 50, yang desain barunya diumumkan kepada publik dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan Peru.

"Hari ini, 28 Juli, Republik Peru memperingati 200 tahun kemerdekaannya. Kami melakukannya di bawah situasi yang menantang, tak terduga, dan belum pernah terjadi sebelumnya yang ditandai oleh pandemi global Covid-19 dan kekhawatiran serta ancaman berikutnya," kata Gutiérrez Figueroa.

Ia menjelaskan deklarasi kemerdekaan Peru pada tahun 1821 merupakan peristiwa penting dalam sejarah Amerika. Bahkan deklasari kemerdekaan Peru berkontribusi pada lenyapnya kekuatan kolonial Spanyol di Amerika Selatan -di mana berpusat di Lima, ibu kota Peru-, yang kalah dan angkat kaki pada 1824.

"Dengan cara ini, Peru dan republik Amerika Latin lainnya yang baru lahir memastikan kemerdekaan mereka dari bekas kekaisaran Spanyol," kata Gutiérrez Figueroa.

Sekarang 200 tahun kemudian Peru memiliki kemungkinan untuk memikirkan kembali, membayangkan, dan menghormati negara kami di waktu yag sama. "Selain berdiri sebagai perayaan yang signifikan, peringatan dua abad Peru harus dipahami sebagai ruang untuk dialog dan refleksi untuk menentukan masa depan kita," ucap Gutiérrez Figueroa.

Gutiérrez Figueroa mengatakan Peru telah menjadi rumah bagi peradaban kuno. Wajah yang paling terlihat dari warisan ini tidak diragukan lagi adalah Machu Picchu, sebuah landmark utama yang terkenal di Indonesia dan seluruh dunia.

“Masyarakat penting lainnya juga muncul di tanah kita, seperti Caral, pusat kota tertua di Amerika yang berkembang sekitar 5.000 tahun yang lalu di sepanjang pantai Peru tengah. Terakhir, saya dapat menyebutkan peradaban Nazca, yang terkenal karena keunikannya. Geoglyph besar berusia 1.500 tahun, yang desain detailnya terutama terlihat dari udara," katanya.

Peru juga terkenal sebagai negara megadiverse, negara yang memiliki kekayaan hayati seperti Indonesia. Di bawah yurisdiksi nasional Peru, 10 persen spesies flora di seluruh dunia, lebih dari 2.000 spesies ikan, 1.858 spesies burung dan 467 spesies mamalia dapat ditemukan. "Kami bangga dengan keanekaragaman hayati kami yang tinggi; kami menghargainya dan kami memikirkan pembangunan sebagai tak terpisahkan dari kepedulian lingkungan dan inklusi sosial,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement