Rabu 28 Jul 2021 14:55 WIB

Pasien Covid-19 di Bangkok Diangkut dengan Kereta

Rumah sakit di Bangkok sudah kewalahan dengan gelombang pasien Covid-19

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
 Relawan Yayasan Siam Nonthaburi dengan pakaian pelindung lengkap membawa peti mati dengan korban COVID-19 untuk upacara pemakaman gratis di kuil Wat Ratprakongtham Provinsi Nonthaburi, Thailand, Senin, 12 Juli 2021.
Foto: AP/Sakchai Lalit
Relawan Yayasan Siam Nonthaburi dengan pakaian pelindung lengkap membawa peti mati dengan korban COVID-19 untuk upacara pemakaman gratis di kuil Wat Ratprakongtham Provinsi Nonthaburi, Thailand, Senin, 12 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Thailand mulai menggunakan kereta yang memiliki tempat tidur untuk mengangkut pasien Covid-19 keluar dari Bangkok. Hal itu dilakukan karena rumah sakit di ibu kota sudah kewalahan dengan lonjakan kasus baru-baru ini.

Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengungkapkan layanan tersebut akan memindahkan pasien Covid-19 yang tak dapat mengakses perawatan di Bangkok. “Prosesnya aman karena akan diawasi ketat oleh dokter dan staf dan tidak akan berhenti di mana-mana. Akan ada tim darurat dan ambulans siaga di tempat tujuan,” ujarnya pada Selasa (27/8) dikutip dari laman the Guardian.

Baca Juga

Kereta pertama meninggalkan Bangkok pada Selasa. Sebanyak 137 pasien asimtomatis dan bergejala ringan dipulangkan ke kota asal mereka di wilayah timur laut Thailand. Sementara 15 gerbong digunakan untuk mengisolasi pasien yang sedang menunggu ranjang rumah sakit di Bangkok.

Menurut Anutin, bus, van, dan pesawat juga dapat digunakan untuk memindahkan pasien ke seluruh daerah di negara tersebut. Seorang dokter dari kelompok Mor Mai Thon menilai saat ini situasi di Bangkok sudah kritis.” Ini telah mencapai titik di mana orang tidak dapat mengakses perawatan medis sama sekali, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ada banyak sekali orang yang tidak bisa diobati,” ujarnya.

Menurut dia, memindahkan pasien dengan gejala ringan dapat membantu rumah sakit Bangkok dalam jangka pendek. Namun jika dalam prosesnya para pasien mengembangkan gejala yang lebih buruk, hal itu berisiko membanjiri rumah sakit di daerah-daerah. “Varian (Covid-19) Delta sangat kuat, 50 persen pasien mengalami kondisi parah,” ucapnya.

Thailand tengah menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Hal itu didorong oleh penyebaran varian Delta, termasuk di ibu kota. Rumah sakit di Bangkok sudah kewalahan dengan gelombang pasien Covid-19. Karena tak memadai, mereka terpaksa dirawat di area parkir. Rumah sakit pun mulai menolak pasien yang bergejala parah.

Menurut Our World in Data, sejauh ini sekitar lima persen dari populasi Thailand telah divaksinasi penuh. Sementara 12,4 persen lainnya telah menerima satu dosis vaksin. Antusiasme warga untuk mengikuti vaksinasi sempat membuat kerumunan besar di Bang Sue Grand Station.

Hal itu sempat memicu kekhawatiran tentang potensi kian luasnya penyebaran virus. Sejauh ini Thailand telah mencatatkan 527 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal melampaui 4.250 jiwa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement