REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Krakatau Steel Tbk rencananya akan melepas saham salah satu anak usahanya, PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) ke publik. Rencana ini ditangkap oleh Indonesia Investment Authority (INA) dan sejumlah investor lain dan mereka menyatakan minatnya.
Direktur Utama KS Silmy Karim membenarkan hal tersebut. Namun, ia mengatakan, saat ini proses penjajakan dan pembahasan masih dilakukan antara KS dan INA serta beberapa investor. "Masih dalam tahap pembicaraan. Jadi belum bisa dibuka ke publik siapa siapanya," ujar Silmy kepada Republika, Rabu (28/7).
Rencananya dari pelepasan anak usaha tersebut, emiten berkode KRAS itu membidik pendanaan sebesar 200 hingga 300 juta dolar AS. Nantinya, KRAS akan melepas sekitar 10 sampai 30 persen saham di KSI.
Selain membidik investor dan INA, Silmy menjelaskan, KRAS juga akan membawa Subholding Sarana Infrastruktur untuk menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Subholding yang baru terbentuk pada akhir Juni 2021 itu terdiri dari PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, PT Krakatau Daya Listrik, PT Krakatau Tirta Industri, dan PT Krakatau Bandar Samudera.
Rencananya, kata Silmy, ada mitra strategis untuk membesarkan subholding tersebut akan dikebut pada kuartal ke tiga tahun ini. Langkah ini kemudian akan secara paralel mempersiapkan subholding ini menuju IPO.
"Kalau IPO-nya sendiri akan dilaksanakan pada kuartal pertama tahun depan," ujar Silmy.
Silmy optimistis, proses IPO anak usaha KRAS dapat berjalan lancar walau terdapat ketidakpastian pandemi Covid-19 maupun kondisi ekonomi nasional. Hal ini mengingat Subholding Sarana Infrastruktur KRAS diklaim memiliki kinerja yang baik sehingga layak IPO.
"Kami tidak ada kekhawatiran," imbuhnya.