REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Gubernur Tokyo Yuriko Koike mendesak anak muda segera divaksin dan bekerja sama dalam langkah-langkah untuk menurunkan angka penularan Covid-19. Ia mengatakan aktivitas mereka adalah kunci dalam memperlambat lonjakan kasus infeksi virus corona.
Pada Selasa (28/7) kemarin ibu kota Jepang melaporkan 2.848 kasus infeksi baru. Angka itu melampaui rekor sebelumnya yang dicetak bulan Januari lalu.
Koike mencatat sebagian besar masyarakat lanjut usia di Tokyo sudah menerima dua dosis vaksin virus corona dan penularan di antara kelompok tersebut pun menurun. Sementara anak muda yang tidak divaksin mendominasi kasus infeksi baru.
"Aktivitas anak muda menjadi kunci (memperlambat penularan) dan kami membutuhkan kerja sama kalian. Mohon hindari keluar rumah untuk keperluan yang tidak esensial dan patuhi langkah-langkah anti-infeksi dasar dan saya ingin anak muda divaksin," kata Koike, Rabu (28/7).
Hingga Selasa kemarin sudah 25,5 persen masyarakat Jepang yang sudah menerima dua dosis vaksin. Angka vaksinasi di kalangan orang lanjut usia mencapai 68,2 persen atau sekitar 36 juta orang.
Prospek vaksinasi di kalangan anak muda mulai membaik dan sebagian mendapatkan vaksin dari tempat kerja atau kampus. Sementara yang lainnya masih menunggu berdasarkan senioritas. Namun banyak anak muda Jepang yang tidak yakin untuk divaksin.
Jajak pendapat menunjukkan mereka yang ragu disebabkan rumor palsu mengenai efek samping vaksin virus corona. Anak muda diduga menjadi penyebab wabah terbaru karena mereka tetap berkumpul di pusat-pusat kota setelah restoran dan toko-toko ditutup.
Saat ini Tokyo sedang menjalani masa daruratnya yang keempat sejak pandemi dimulai. Masa darurat yang diterapkan selama Olimpiade ini fokus menghentikan restoran menyediakan alkohol dan memperpendek jam operasionalnya. Akan tetapi langkah tersebut hanya rekomendasi dan kerap diabaikan.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mendesak masyarakat menghindari kegiatan yang tidak penting tapi ia mengatakan Olimpiade tidak perlu dihentikan. Ajang olahraga terbesar di dunia itu digelar tanpa penonton.
Gubernur di tiga prefektur di sekitar Tokyo yakni Chiba, Kanagawa, dan Saitama mengatakan juga akan menerapkan keadaan darurat. Dalam 24 jam terakhir kasus infeksi di seluruh Jepang bertambah 5.020 kasus. Total kasus infeksi di Jepang dari awal pandemi menjadi 870.445 dan 15.129 meninggal dunia.