REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Warga Palestina kembali ditemukan meninggal dunia usai dipukuli di dalam pusat penahanan Moskabiya, Israel. Keluarga Abdo Yusuf al-Khatib al-Tamimi menuntut jawaban atas meninggalnya al-Tamimi di dalam pusat tahanan yang terkenal kejam itu.
Dilansir dari Aljazirah, Rabu (28/7), keluarga menduga Israel telah memukuli al-Tamimi di dalam pusat penahanan sebelum kematiannya. Dugaan itu berdasarkan laporan dari tahanan lain dan foto yang dirilis setelah kematiannya.
Istrinya yang sedang hamil, Rana, mengatakan para tahanan memberi tahu keluarga, al-Tamimi dipukuli pasukan Israel sebelum kematiannya. “Keluarga kami menerima telepon dari tahanan lain di sel yang berdekatan di Moskabiya, yang menyatakan mereka telah mendengar al-Tamimi berteriak dan suara pukulan menghujani dia sebelum dia kemudian diam,” katanya kepada Aljazirah.
"Dia masuk penjara sebagai laki-laki sehat tanpa masalah kesehatan," katanya.
Ibunda Rana, Amal Taha mengatakan berdasarkan penuturan narapidana lain bahwa telah terjadi konfrontasi dengan penjaga penjara, sebelum kemudian pukulan dan penyerangan menghujani menantunya.
“Abdo bersama tiga tahanan lainnya meneriakkan 'Allahu Akbar', karena itu (hari) Idul Adha, dan kemudian penjaga penjara memberitahu itu tidak diperbolehkan,” kata Taha.
“Menantu laki-laki saya berdebat dengan para penjaga dan pertengkaran itu meningkat ke titik di mana dia dipisahkan dari tiga lainnya dan dibawa ke sel terpisah, sebelum yang lain mendengarnya berteriak, sebelum ada keheningan,” lanjutnya.
Abdo Yusuf al-Khatib al-Tamimi (43) merupakan seorang ayah dan memiliki empat orang anak. Ia ditangkap karena melakukan pelanggaran lalu lintas kecil.
Foto-foto yang dirilis setelah kematiannya menunjukkan luka dalam di kepalanya yang kemudian dijahit, luka berdarah di lututnya dan memar yang luas di bagian lain tubuhnya.
Layanan Penjara Israel (IPS) mengumumkan bahwa dia telah ditemukan meninggal dunia di selnya tiga hari setelah penangkapannya. Meskipun petugas medis berusaha untuk menyelamatkan nyawanya, mereka tidak berhasil. "Ia meninggal di tempat," kata IPS dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa mereka akan menyelidiki penyebab kematiannya seperti insiden lainnya.
Jenazah Al-Tamimi dilaporkan dibawa ke Institut Forensik Abu Kabir di Yerusalem Timur yang diduduki untuk diautopsi oleh otoritas Israel di hadapan seorang dokter Palestina. Hasil otopsi belum diumumkan ke publik.
Keluarga itu mengatakan permintaan mereka untuk berbicara dengan seorang pejabat senior di Abu Kabir tentang otopsi telah ditolak oleh pihak berwenang Israel. Kantor Hak Asasi Manusia PBB di wilayah Palestina yang diduduki mengatakan pada 23 Juli bahwa pihaknya "sangat prihatin" tentang kematian al-Tamimi. Kantor Hak Asasi Manusia PBB mendesak pihak berwenang Israel untuk merilis laporan otopsi dan melakukan penyelidikan independen dan transparan atas kematian al-Tamimi.
Menurut outlet media Palestina, Wafa, beberapa lembaga tahanan, termasuk Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan, dan Masyarakat Tahanan Palestina menganggap otoritas pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas kematian Abdo al-Tamimi.