REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran menilai kasus Covid-19 di daerah itu mulai terkendali usai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diterapkan. Namun, masyarakat diminta tak kendor dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yani Achmad Marzuki mengatakan, secara umum penambahan kasus Covid-19 di daerahnya lebih melandai. Kasus positif Covid-19 yang saat ini juga lebih terkendali.
"Lebih turun, karena semua disiplin," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (28/7).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran per Selasa (27/7), total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah itu berjumlah 5.102 kasus. Dari total kasus itu, 4.617 orang di antaranya telah sembuh.
Sementara kasus yang saat ini aktif berjumlah 316 orang, dengan rincian 40 orang menjalani isolasi di rumah sakit, dua orang menjalani isolasi di puskesmas, dan 274 orang menjalani isolasi mandiri. Sedangkan kasus kematian akibat positif Covid-19 berjumlah 169 orang.
Yani menambahkan, tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Kabupaten Pangandaran juga rendah. Hanya sekitar 40 persen terisi dari total 110 tempat tidur yang tersedia.
"Jadi secara umum kita melandai," kata dia.
Senada, Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran, Suheryana mengatakan, kasus Covid-19 di daerahnya mulai mengalami penurunan setelah PPKM Darurat. Namun, ia mengimbau masyarakat di Pangandaran tetap waspada. Sebab, Covid-19 masih terus menyebar.
"Meski kasus sudah melandai, masyarakat tetap harus disiplin menerapkan prokes. Supaya kasus di kita cepat turun dan kehidupan bisa kenbali berjalan normal," kata dia.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk menyukseskan program vaksinasi Covid-19. Sebab, vaksinasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas.
"Masyarakat tak perlu lagi ragu untuk mengikuti vaksinasi. Karena para pimpinan kita juga sudah divaksin. Jangan percaya hoaks yang belum tentu benar," kata dia.