REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Atlet skateboard Candy Jacobs menceritakan pengalamannya pahitnya di Jepang. Awalnya, perempuan asal Belanda ini turut menjadi peserta Olimpiade Tokyo 2020. Namun sepekan lalu, ia dinyatakan positif Vovid-19. Alhasil, Jacobs pun harus merelakan mimpinya berlaga di Olimpiade sirna karena harus menjalani karantina.
Ia tak lagi berada di perkampungan atlet, melainkan berdiam di hotel yang menjadi tempatnya menjalani isolasi. Di sini masalah muncul. Ia merasa kamar hotelnya tidak layak sebagai tempat isolasi penderita Covid-19.
"Tidak mendapat udara dari luar, sangat tidak manusiawi," kata skateboarder berusia 31 tahun ini dalam video di Instagram-nya, dikutip dari AP, Rabu (28/7).
Ia mengaku mengalami kelelahan mental. Pada hari ketujuh selama periode karantinanya, Jacobs sempat menolak pindah kamar.
Itu karena jendela kamarnya diharuskan tertutup. Setelah lebih dari tujuh jam bernegosiasi, ia dizinkan berdiri di jendela yang terbuka. Namun, ini di bawah pengawasan petugas selama 15 menit.
"Menghirup udara dari luar untuk pertama kalinya adalah momen menyedihkan, dan terbaik dalam hidup saya," ujar Jacobs menceritakan perasaannya yang campur aduk.
Dengan demikian, sosok kelahiran Tegelen ini tak bisa berkompetisi. Namun ia tetap mengikuti suasana di arena, lewat layar kaca.
"Ini perjalanan terliar yang pernah saya alami. Semoga saya tidak pernah mengalami hal seperti ini lagi," kata Jacobs.
Di tengah keluhannya tersebut, Jacobs masih bersikap positif. Ia memuji Momiji Nishiya yang meraih emas di nomor skateboard jalanan wanita.
Ini pertama kalinya cabor tersebut diperlombakan di Olimpiade. Atlet tuan rumah itu, menjadi yang terbaik dalam usia 13 tahun.