Kamis 29 Jul 2021 02:32 WIB

Junta Myanmar Sasar Kerja Sama Internasional Atasi Covid-19

Pemimpin junta mengatakan vaksinasi perlu ditingkatkan

Red: Nur Aini
Junta Myanmar mencari kerja sama yang lebih besar dengan komunitas internasional untuk mengatasi virus corona di tengah gelombang infeksi yang menerjang negaranya.
Junta Myanmar mencari kerja sama yang lebih besar dengan komunitas internasional untuk mengatasi virus corona di tengah gelombang infeksi yang menerjang negaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Junta Myanmar mencari kerja sama yang lebih besar dengan komunitas internasional untuk mengatasi virus corona di tengah gelombang infeksi yang menerjang negaranya. Hal itu dilaporkan media pemerintah Global New Light of Myanmar pada Rabu (28/7).

Jenderal Senior Min Aung Hlaing dalam pidatonya menyerukan lebih banyak kerja sama dalam pencegahan, pengendalian dan pengobatan Covid-19, termasuk dengan sesama anggota ASEAN dan "negara-negara sahabat". Pemimpin junta itu juga mengatakan vaksinasi perlu ditingkatkan, baik melalui sumbangan dan dengan mengembangkan produksi dalam negeri dibantu oleh Rusia.

Baca Juga

Warga Myanmar mengalami rasa putus asa akibat kelangkaan oksigen di banyak bagian negara. Myanmar Now melaporkan bahwa setidaknya delapan orang meninggal di rumah sakit Yangon pada akhir pekan akibat kelangkaan oksigen.

Infeksi di Myanmar telah melonjak sejak Juni, dengan 4.964 kasus dan 338 kematian, menurut data kementerian kesehatan. Namun kelompok sipil meyakini jumlah korban jauh lebih tinggi.

Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.

Hingga 27 Juli, kelompok masyarakat sipil mencatat 934 orang tewas sejak kudeta militer. Junta militer Myanmar pada Senin malam telah membatalkan hasil pemilu 2020 yang dimenangkan partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dengan alasan pemilu itu tidak berlangsung dengan bebas dan adil, hampir 6 bulan setelah menggulingkan pemenang Nobel Perdamaian itu lewat kudeta.

Junta militer Myanmar, melalui komisi pemilihan umum mengatakan penyelidikan telah menemukan 11 juta kasus kecurangan dalam pemilu 2020 saat partai militer kalah telak dari NLD.

"NLD berusaha mengambil alih kekuasaan dari partai dan kandidat non-NLD dengan menyalahgunakan pembatasan Covid-19," ungkap ketua komisi pemilihan umum Myanmar Thein Soe dalam pernyataannya.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/junta-myanmar-sasar-kerja-sama-internasional-atasi-lonjakan-covid-19/2316546
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement