Kebutuhan Oksigen di Yogya Mendekati 60 Ton Per Hari
Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Bayu Hermawan
Oksigen (ilustrasi) | Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kebutuhan oksigen untuk pasien Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta masih tinggi. Ketua Satgas Oksigen Pemda DIY, Tri Saktiyana mengatakan, kebutuhan oksigen di DIY saat ini mendekati 60 ton per hari.
"Baik isolasi maupun ICU, kebutuhannya mendekati 60 ton per hari. Kalau dikonversi ke meter kubik sekitar 44.051 meter kubik," kata Tri yang juga Asekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY tersebut di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (28/7).
Tri menjelaskan, jumlah pasti pasokan oksigen yang selalu didapatkan DIY sekitar 35 ton per hari. Sehingga, lebih dari 20 ton oksigen yang pasokannya belum dapat dipastikan tercukupi tiap harinya.
"Dari 20 ton itu, didukung oleh program CSR meski waktu datang dan jumlah tonasenya belum tidak tentu. Jadi masih ada sekitar 10 ton ketidakpastian yang setiap hari kita update terus pagi, siang dan sore," ujarnya.
Tri menyebut, kekurangan oksigen ini terjadi di seluruh provinsi di Pulau Jawa. Sementara, untuk DIY sendiri tidak memiliki pabrik oksigen dan harus didatangkan dari luar DIY.
"DIY itu satu-satunya daerah yang tidak punya pabrik oksigen. Adanya di Jabar, Jatim, Jateng dan termasuk Banten hingga luar Jawa," jelasnya.
Untuk mencukupi kebutuhan oksigen, yang tadinya untuk industri dialihkan menjadi kebutuhan medis. Bahkan, katanya, pasokan oksigen juga didatangkan dari luar negeri agar tidak terjadi kelangkaan oksigen.
Untuk penanganan Covid-19, digunakan jenis oksigen yakni oksigen sentral dan tabung. Selain itu, DIY juga memiliki oksigen konsentrator dengan dua kapasitas yakni lima liter untuk satu pasien dan 10 liter untuk dua pasien.
Skema pembagian oksigen konsentrator ini juga sudah berjalan di beberapa rumah sakit. Jika ada kekurangan oksigen di rumah sakit, Tri menyebut, Dinas Kesehatan DIY juga memiliki beberapa stok yang dapat langsung didistribusikan.
"Kita ini punya oksigen konsentrator, tiap konsentrator butuh 500 watt. Kalau tiap rumah sakit menambah satu atau dua saja tidak masalah, namun kalau tambahnya 20 itu perlu kerja sama dengan PLN," kata Tri.