REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU -- Pemerintah daerah diminta memperhatikan sejumlah indikator dalam penanganan Covid-19. Pemerintah daerah juga diminta untuk memperkuat strategi penanganan Covid-19, baik di hulu maupun hilir.
Hal itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, usai menggelar rapat koordinasi terkait Covid-19 dengan Forkopimda Kabupaten Indramayu, di Pendopo Kabupaten Indramayu, Rabu (28/7).
‘’Ada beberapa indikator yang perlu dipegang oleh pemerintah daerah,’’ kata Tito.
Tito menyebutkan, indikator tersebut berupa positif rate yang harus dibawah lima persen dan bed occupancy rate (BOR) dibawah 50 persen. Selain itu, angka kematian harus ditekan dibawah tiga persen dan treatmen yang baik untuk meningkatkan angka kesembuhan dengan target di atas 90 persen.
Tito menilai, untuk Kabupaten Indramayu, sudah menunjukkan tren yang positif dalam penanganan Covid-19. Bahkan, Kabupaten Indramayu dapat dijadikan model oleh daerah lain dalam penanganan kasus tersebut.
‘’(Kabupaten Indramayu) untuk kasus positif rate relatif menurun setelah adanya PPKM dan itu dibuktikan dari minggu lalu (PPKM) Level 4 ke Level 3. Ini positif dan harus dilanjutkan dan jadi model untuk daerah lain,’’ tukas Tito.
Sedangkan BOR atau tingkat keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 di Kabupaten Indramayu mencapai 55,33 persen. Itu artinya, ada kesediaan dan ada upaya untuk mengkonversi tempat tidur bagi penderita Covid-19.
‘’Fatality rate atau angka kematian meskipun diatas tiga persen, tapi sudah menurun,’’ terang Tito.
Tito mengungkapkan, strategi penanganan Covid-19 harus ditingkatkan dari hulu dan hilir. Selain memperkuat protokol kesehatan, juga mempercepat vaksinasi.
Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengakui, meski angka kematian masih cukup tinggi, namun mobilitas masyarakat Indramayu dapat ditekan dan kondusif.
‘’Alhamdulillah masyarakat juga mulai mengerti disiplin prokes. Kami berharap masyarakat lebih disiplin agar Covid-19 semakin terkendali,’’ tandas Nina.