REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, terus mendorong pengembangan desa wisata sebagai salah langkah untuk kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) pascapandemi. Yakni desa wisata sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat.
Ia menjelaskan, tren pariwisata Indonesia ke depan lebih mengarah kepada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Sebagai salah satu kekuatan pariwisata yang mengedepankan pelestarian budaya dan lingkungan, desa wisata memiliki peranan besar dalam mewujudkan hal tersebut. Karenanya Kemenparekraf mendorong penuh pengembangan desa wisata.
“Saya mengamplifikasi, bahwa ini ada perubahan yang signifikan secara fundamental bahwa pariwisata itu lebih customize, localized, personalized dan smaller in size. Oleh karena itu desa wisata adalah solusinya,” kata Sandiaga dalam Bimtek & Workshop Online Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 untuk wilayah V, Rabu (28/7).
Desa wisata, kata dia, memiliki daya tarik bagi wisatawan lantaran suasana pedesaan yang begitu kental. Wisatawan juga akan merasakan pengalaman berbeda dengan hangatnya kearifan lokal, adat-istiadat di tiap desa serta kuliner yang khas .
Selain itu, desa wisata juga mampu menjadi destinasi dengan penerapan protokol kesehatan yang sejalan di tengah Pandemi Covid-19. Sebab, di desa wisata minim kerumunan yang berbeda jauh seperti lokasi wisata populer. Terakhir, desa wisata diharapkan mampu mengurangi urbanisasi masyarakat dari desa ke kota karena banyak aktivitas ekonomi yang dapat diciptakan.
“Ini dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya baik di sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif dan memiliki manfaat ekonomi secara berkeadilan yang dapat dirasakan,” katanya.
Sandiaga juga mengapresiasi antusiasme pemerintah daerah bersama pengelola desa wisata yang antusias mengikuti ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Tercatat ada 1.831 desa wisata yang mendaftarkannya di ajang ini.
“Komoditas yang harus kita jaga agar desa wisata ini menjadi tulang punggung perekonomian dan memberikan manfaat bagi masyarakat banyak adalah ‘Hope’ atau harapan. Dan desa wisata ini mencerminkan suatu harapan di tengah-tengah keterpurukan di kala pandemi,” katanya.
Menparekraf Sandiaga uno juga menjelaskan, sebelumnya dalam RPJMN Kemenparekraf menargetkan 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri pada tahun 2024. Namun Kemenparekraf dikatakannya akan berupaya maksimal agar lebih banyak desa wisata yang tersertifikasi nantinya.
“Sekarang kami menargetkan lebih dari 60 desa wisata per tahun yang ingin kita kembangkan. Kita tingkatkan atraksi, amenitas, dan aksesibilitas (3A), baik program infrastruktur dasar sampai pengembangan SDM. Di sini pelatihan-pelatihan kita akan dorong tidak hanya berjualan di online, tapi membuat konten yang baik. Menciptakan event-event yang khas dan terjadwal serta terkomunikasikan dengan baik. Desa wisata harus adaptif dan relevan di tengah situasi saat ini,” katanya.