REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan komitmennya dalam mendorong perluasan program Energi Baru Terbarukan (EBT) di dalam bisnisnya. Hal ini sejalan dengan tren transisi energi dunia sekaligus tuntutan akan Carbon Credit dan implementasi ESG, environmental (lingkungan), social (sosial), dan tata kelola yang baik (good governance).
Melalui subholding Power and New & Renewable Energi (PNRE), Pertamina tengah membangun fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kilang Pertamina Cilacap, Jawa Tengah. Jaringan PLTS ini mencakup fasilitas pendukung Kilang Cilacap lainnya dengan total kapasitas mencapai 1,34 Mega Watt (MW).
Pjs. SVP Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, keseluruhan nilai proyek PLTS Kilang Cilacap ini sebesar 1,3 juta dolar AS yang mencakup fasilitas pendukung kilang Cilacap yang juga akan dibangun di area Rumah Sakit Pertamina Cilacap (RSPC), Gelanggang Olah Raga Kilang Cilacap serta kawasan perumahan di Katilayu dan di Gunung Simping.
“Kapasitas Power yang sedang dibangun ini akan mengurangi sekitar 13,5 persen energi dari penggunaan daya listrik existing yakni bahan bakar fosil yang selama ini digunakan,” kata Fajriyah.
Fajriyah menjelaskan proyek ini telah menyerap tenaga kerja lokal sekitar 67 persen dari total kebutuhan dan secara kumulatif penyerapan TKDN pada proyek ini mencapai 46,1 persen belum termasuk untuk pengadaan battery atau storage system.
“Kita berharap kehadiran PLTS di Kilang Cilacap ini, akan menambah kesadaran dan kepedulian masyarakat sekitar area Kilang Cilacap terhadap energi bersih juga semakin meningkat,” tegas Fajriyah.