REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Seorang pria Texas dinyatakan bersalah atas keterlibatan dalam skema penipuan untuk menjual 50 juta masker respirator N95 seharga 317,6 juta dolar AS kepada pemerintah New South Wales di Australia. Arael Doolittle mengajukan pembelaannya atas tuduhan konspirasi penipuan pada Selasa (27/7) di hadapan Hakim Distrik AS Lynn Hughes di Houston.
Jaksa mengatakan Doolittle dan salah satu terdakwa Paschal Eleanya mencoba menjual masker bermerek 3M dengan harga lima kali lipat dari harga jual. Mereka berharap bisa mengantongi keuntungan 275 juta dolar AS, dan sisa penjualan akan diberikan kepada broker mereka, dan kepada perwakilan pemerintah New South Wales. Dinas Rahasia AS berhasil mencegah transaksi itu.
Doolittle yang berasal dari Houston, menghadapi hukuman lima tahun penjara. Kevin Cobb, seorang pembela umum federal yang mewakili Doolittle, menolak berkomentar pada Rabu (28/7).
Sementara pengacara Eleanya, Ali Fazel mengatakan, kliennya bertugas sebagai perantara yang mencoba memastikan para pihak mendapatkan apa yang mereka negosiasikan. "Kami bekerja keras untuk menunjukkan perilakunya di atas batas dan berharap pemerintah akan membatalkan tuduhannya," kata Fazel.
Doolittle secara terpisah mengaku bersalah pada Juni, karena terlibat skema penipuan untuk investor dalam transaksi minyak dan gas. Dalam kasus itu, jaksa sepakat untuk menjatuhkan hukuman empat tahun penjara.
3M Co adalah pembuat masker N95 terbesar di dunia. Sejak pandemi Covid-19, perusahaan berupaya menghentikan kasus penipuan harga dan penjualan tidak patut lainnya untuk maskernya. Perusahaan mengajukan 36 tuntutan hukum dan menyita lebih dari 41 juta produk masker palsu. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan yang berbasis di St. Paul, Minnesota itu menghargai upaya Departemen Kehakiman AS untuk menghentikan orang-orang dari mengeksploitasi permintaan maskernya secara ilegal.