REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Sejumlah pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Pangandaran merasa kecewa dengan kebijakan pemerintah yang masih menutup destinasi wisata. Sebab, ditutupnya destinasi wisata membuat para pelaku usaha tak bisa bekerja.
Ketua DPC Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies/ASITA) Kabupaten Pangandaran, Adrian Saputro mengaku sedikit kecewa dengan terus ditutupnya destinasi wisata. Pasalnya, para pelaku usaha pariwisata di Pangandaran sudah lama tidak bekerja dan tidak melakukan kegiatan.
"Karena kita tahu masih banyak mereka yang untuk makan besok mengandalkan penghasilan hari ini. Jadi tidak banyak yang safe money atau punya tabungan," kata dia saat dihubungi Republika, Kamis (29/7).
Kendati demikian, ia memaklumi kebijakan tersebut. Sebab, ia mengakui, penerapan protokol kesehatan (prokes) di dentinasi wisata yang ada di Pangandaran masih belum maksimal. Apabila wisatawan dibuarkan dibuka dengan bebas, justru dampaknya akan lebih besar.