Wali Kota: Kebutuhan Oksigen Medis di Semarang Sudah Turun
Red: Bilal Ramadhan
Pekerja memeriksa tabung oksigen ukuran 6 meter kubik yang akan diisi ulang di depot isi ulang Ferdian Oksigen, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (10/7/2021). Menurut pengelola depot oksigen tersebut, permintaan isi ulang oksigen seharga Rp50 ribu untuk tabung ukuran satu meter kubik, Rp70 ribu ukuran 1,5 meter kubik dan Rp150 ribu ukuran 6 meter kubik itu meningkat dari 10-20 tabung per hari menjadi 70-80 tabung per hari dalam tiga minggu terakhir seiring melonjaknya kasus COVID-19 di Kota Semarang. | Foto: ANTARA/Aji Styawan
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut kebutuhan oksigen medis di Ibu Kota Jawa Tengah ini sudah menurun seiring dengan berkurangnya angka kasus Covid-19.
"Oksigen semua oke. Tidak ada pemasalahan berarti terkait oksigen," kata Hendrar.
Menurut dia, menurunnya konsumsi oksigen tersebut seiring dengan berkurangnya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit maupun tempat-tempat isolasi terpusat Covid-19.
Hingga saat ini, kata dia, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit mencapai 57 persen, sedangkan di tempat-tempat isolasi terpusat sekitar 28 persen. Beberapa waktu lalu, kata dia, memang sempat muncul keluhan terhadap kurangnya pasokan oksigen saat angka kasus Covid-19 meningkat.
Meski demikian, lanjut dia, pola integrasi antar-rumah sakit dalam mengelola persediaan oksigen mampu mengatasi.persoalan yang dihadapi itu. Sementara itu, berdasarkan data lama https://siagacorona.semarangkota.go.id hingga Rabu pukul 21.00 WIB tercatat jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 1.387 orang. Adapun jumlah pasien yang meninggal dunia tercatat mencapai 5.681 orang.