REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Epidemiolog Universitas Andalas, Defriman Djafri, mengatakan Sumatra Barat kembali mencatatkan rekor kematian covid-19. Bulan ini belum genap 30 hari, angka kematian karena covid di Sumbar sudah mencapai 252 orang.
"Kalau ini tidak diantisipasi, belajar dari bulan Agustus 2020 tahun lalu, laju kematian meningkat tajam sampai bulan Oktober 2020," kata Defriman, Kamis (29/7).
Defriman menyebut peningkatan angka kematian ini sudah terlihat dari awal Maret 2021 lalu. Peningkatan ini terus meningkat sampai Juli 2021 ini.
Ia melihat untuk menekan angka kematian bagi orang yg sudah terinfeksi dan dirawat saat ini. Caranya dengan menyiapkan rumah sakit dalam hal infrastruktur, sarana, tenaga serta alat pendukung lainnya.
Saat ini kapasitas respon rumah sakit sudah kewalahan dalam memberikan rawatan dan treatment kepada pasien yang terinfeksi. Selain itu, Defriman menyarankan agar data medical record dianalisis dengan tajam untuk mengetahui risiko dan penyebab kematian secara komprehensif.
"Di sisi lain, pemerintah terus berupaya tetap memperkuat di hulu, agar bisa mencegah lonjakan yang terjadi di hilir (RS). Memberikan pemahaman ke masyarakat, betapa pentingnya selalu disiplin terhadap prokes di dalam setiap aktivitas sosial, ekonomi dan keagamaan dilakukan," ujar Defriman.