Jumat 30 Jul 2021 00:10 WIB

Kasus Covid-19 Naik, Twitter Tutup Kantor di New York

Twitter juga menutup kantornya di San Fransisco, karena melonjaknya kasus Covid-19.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Nora Azizah
Twitter juga menutup kantornya di San Fransisco, karena melonjaknya kasus Covid-19.
Foto: Flickr
Twitter juga menutup kantornya di San Fransisco, karena melonjaknya kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan media sosial, Twitter, telah menutup kantornya di San Francisco dan New York ketika kasus Covid-19 melonjak akibat varian Delta yang sangat menular. Namun, perusahaan sedang pembukaan kembali, ditambah dengan sejumlah tindakan pencegahan saat bekerja.

Penutupan kantor dilakukan selama dua pekan. Namun, seiring meningkatnya jumlah karyawannya yang telah divaksin, Twitter berencana untuk kembali ke kantor dengan kapasitas 50 persen, setelah selama lebih dari 16 bulan mereka bekerja di rumah.

Baca Juga

"Twitter telah membuat keputusan untuk menutup kantor kami yang dibuka di New York dan San Francisco serta menghentikan pembukaan kembali kantor di masa depan, segera berlaku," tulis perusahaan dalam sebuah pernyataan kepada USA TODAY, dikutip Kamis (29/7).

Mereka akan terus memantau kondisi yang terjadi di dua daerah tempat kantornya berada. Kemungkinan besar, varian Delta dapat memacu lebih banyak penutupan kantor di Amerika Serikat. Penyebarannya juga menyebabkan banyak perusahaan menunda rencana pembukaan kembali, sementara yang lain hanya mengizinkan karyawan yang telah divaksinasi untuk kembali ke kantor.

CEO Apple, Tim Cook telah merencanakan agar karyawan kembali ke kantor tiga hari dalam seminggu pada September. Namun, saat ini ia mengatakan bahwa karyawan tidak akan kembali ke kantor sampai Oktober.

Hal serupa juga dilakukan Google, yang akan menunda kembali ke kantor hingga pertengahan Oktober.

Sebelumnya pada Rabu (28/7), Google dan Facebook akan mewajibkan vaksin bagi karyawannya di AS yang bekerja di kantor. Mereka adalah salah satu perusahaan swasta terbesar yang menjadikan vaksinasi sebagai persyaratan.  

Kedua perusahaan mengatakan mereka akan membuat pengecualian untuk alasan medis dan lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement