REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintahan Kuba kini tengah ditekan luar dan dalam. Dari luar pemerintah Kuba memperoleh tekanan kuat oleh sanksi AS, sementara dari dalam otoritas di Havana harus menghadapi ancaman demonstran yang marah akibat krisis ekonomi dan pangan.
11 Juli 2021
Ribuan warga Kuba turun ke jalan geram atas krisis ekonomi yang terjadi di negara tersebut. Demonstrasi besar seperti ini terbilang jarang terjadi di negara Komunis tersebut.
12 Juli
Presiden AS Joe Biden memuji demonstrasi yang memprotes kenaikan harga pangan dan menuntut kebebasan itu.
12 Juli
Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel, menuduh warga Amerika-Kuba menggunakan media sosial untuk memicu protes.
13 Juli
Otoritas Kuba mengonfirmasi ada satu pengunjuk rasa antipemerintah yang tewas menyusul bentrokan dengan polisi.
14 Juli
Presiden Kuba mengakui kegagalan pemerintah meredam demonstrasi.
16 Juli
Komisi HAM PBB meminta Pemerintah Kuba membebaskan pengunjuk rasa.
22 Juli
AS menjatuhkan sanksi ke kepala keamanan Kuba.
22 Juli
Angkatan Laut Meksiko mengirimkan bantuan ke Kuba.
23 Juli
Pemerintah Korea Utara (Korut) mengkritik Amerika Serikat (AS) atas protes di Kuba. Paman Sam dinilai berada di balik demonstrasi massal anti-pemerintah di Kuba baru-baru ini.