Jumat 30 Jul 2021 15:10 WIB

Perusahaan Teknologi di AS Mulai Wajibkan Vaksin

Google, Twitter, dan Facebook wajibkan para karyawan mereka di AS harus divaksin

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Christiyaningsih
Google, Twitter, dan Facebook wajibkan para karyawan mereka di AS harus divaksin. Ilustrasi.
Foto: REUTERS
Google, Twitter, dan Facebook wajibkan para karyawan mereka di AS harus divaksin. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Twitter menutup kantornya yang baru dibuka kembali di Amerika Serikat (AS). Perusahaan teknologi besar lainnya mewajibkan vaksinasi untuk karyawannya karena varian Delta Covid-19 yang sangat menular mendorong kenaikan kasus.

Google dan Facebook mengatakan semua karyawan mereka di AS harus divaksinasi untuk masuk ke kantor. Google juga berencana untuk memperluas upaya vaksinasi ke wilayah lain dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Juga

Twitter juga menghentikan pembukaan kembali kantor. Perusahaan itu sebelumnya mulai mengizinkan karyawan kembali kantor di San Francisco dan New York dengan kapasitas 50 persen sekitar dua pekan yang lalu setelah lebih dari 16 bulan.

Perusahaan ride-hailing yang berbasis di San Francisco, Lyft, menunda pembukaan kantornya kembali hingga Februari tahun depan dari rencana awal pada September tahun ini. Perusahaan itu telah mewajibkan vaksinasi bagi karyawan yang kembali ke kantor.

"Kami mengantisipasi situasi Covid-19 akan tetap berubah-ubah selama beberapa bulan mendatang, sehingga menyulitkan kami untuk mendapatkan tanggal pengembalian yang jelas tanpa kemungkinan untuk memindahkannya lagi," kata CEO Lyft Logan Green dalam memo kepada staf dilansir Reuters pada Jumat (30/7).

Menurut laporan, raksasa streaming Netflix juga telah menerapkan kebijakan yang mewajibkan vaksinasi untuk para pemain dan kru di semua produksinya di AS. Apple berencana untuk mengembalikan kebijakan persyaratan masker di sebagian besar toko ritel AS, baik untuk pelanggan dan staf, bahkan jika mereka divaksinasi. Apple dan Netflix tidak segera menanggapi permintaan komentar untuk menangggapi hal itu.

Banyak perusahaan teknologi termasuk Microsoft dan Uber mengharapkan karyawan untuk kembali ke kantor, beberapa bulan setelah lockdown akibat pandemi memaksa mereka untuk beralih bekerja dari rumah. Google juga mengatakan pihaknya akan memperpanjang kebijakan bekerja dari rumah hingga 18 Oktober. Kebijakan tersebut diambil karena peningkatan kasus baru-baru ini yang disebabkan oleh varian Delta di berbagai wilayah.

Kasus virus corona AS telah meningkat karena varian Delta yang pertama kali ditemukan di India. Varian Delta Covid-19 telah menyebar dengan cepat dan sekarang menyumbang lebih dari 80 persen kasus virus corona di AS. Otoritas kesehatan mengatakan orang Amerika yang divaksinasi penuh terhadap Covid-19 harus kembali mengenakan masker di tempat-tempat umum dalam ruangan di daerah di mana virus corona menyebar dengan cepat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement