Jumat 30 Jul 2021 15:26 WIB

Erick Thohir: Penimbun Obat Enggak Punya Akhlak!

Dalam produksi obat, BUMN tidak bisa berjalan sendiri dan perlu peran swasta.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick meminta jangan ada yang menimbun obat Covid-19 di saat-saat sedang sulit seperti ini.
Foto: Republika/Abdan Syakura
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick meminta jangan ada yang menimbun obat Covid-19 di saat-saat sedang sulit seperti ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengingatkan penimbun obat untuk tidak mengambil keuntungan di atas derita rakyat. Erick mengatakan BUMN telah berjuang dalam menjaga ketersediaan obat terapi untuk pasien Covid-19.

"Janganlah pada saat rakyat susah, penimbun-penimbun obat ini enggak punya akhlak. Saya harapkan mereka jadi satu kesatuan karena ini benar-benar rakyat sedang susah, kita harus dukung mereka agar ekonomi bisa bergerak dan kesehatan kita jaga," ujar Erick di Jakarta, Jumat (30/7).

Baca Juga

Kata Erick, Kementerian BUMN telah mengerahkan BUMN membantu penanganan sejak awal pandemi Covid-19. Mulai dari pembangunan Wisma Atlet bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan rumah sakit (RS) modular, menjaga ketersediaan obat hingga memberikan obat-obatan gratis.

"Kita mendukung pemerintah dalam memberikan obat gratis. Kita terus berupaya memastikan keberadaan obat tetap ada di apotek-apotek BUMN, oleh karenanya kita juga meningkatkan tingkatkan kapasitas produksi," ucap Erick.

Erick menyebut BUMN tidak akan sanggup berjalan sendirian dalam penyediaan obat-obatan untuk penanganan Covid-19. Erick menyebut peran penting swasta yang juga memproduksi obat terapi Covid-19. 

Selain kesehatan, ucap Erick, BUMN-BUMN juga telah meluncurkan program bantuan untuk masyarakat seperti PLN dengan dukungan listrik gratis dan diskon listrik, Telkom dengan pulsa gratis, serta restrukturisasi korporasi dan UMKM senilai Rp 470 triliun.

"Kita tahu terlepas dari pemerintah dan BUMN, ingat roda perputaran ekonomi kita ada di UMKM yang basisnya besar dan juga swasta," kata Erick. 

Erick menambahkan, bank-bank Himbara juga melakukan distribusi kredit usaha rakyat (KUR) sebanyak 92 persen dari total KUR tahun ini yang sebesar Rp 253 triliun. Erick menilai hal ini merupakan bentuk dukungan BUMN terhadap ekosistem usaha di tengah pandemi.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement