Jumat 30 Jul 2021 17:22 WIB

Ambisi Jadi Produsen EV Global, Ini Strategi Hyundai dan LG

Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution siap berinvestasi 1,1 miliar dolar AS

Penandatangan MoU yang diadakan di kantor pusat LG Energy Solution, Seoul. Penandatanganan dilakukan Sung Hwan Cho, President and CEO Hyundai Mobis, dan Jong Hyun Kim, President LG Energy Solution pada 28 Juli lalu
Foto: istimewa
Penandatangan MoU yang diadakan di kantor pusat LG Energy Solution, Seoul. Penandatanganan dilakukan Sung Hwan Cho, President and CEO Hyundai Mobis, dan Jong Hyun Kim, President LG Energy Solution pada 28 Juli lalu

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL--Hyundai Motor Group telah mengkonsentrasikan upayanya untuk menjadi pemain utama EV tingkat global. Hingga tahun 2025, Hyundai Motor Group bertujuan untuk memperluas jajaran BEV ke lebih dari 23 model dan menjual 1 juta BEV setiap tahun di pasar global.

Karena itulah Hyundai berambisi membangun pabrik baterai bagi produksi kendaraanya listriknya di Tanah Air. Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen nikel terbesar di dunia, yang merupakan bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik (EV). Pemerintah Indonesia juga telah secara proaktif membina ekosistem dan infrastruktur industri EV sehingga Indonesia dapat memainkan peran penting dalam kompetisi EV global.

Produksi sel baterai dapat memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) per tahunnya. Karena itu pabrik sel baterai baru di Karawang akan dibangun di atas lahan seluas 330.000 meter persegi. Ketika beroperasi penuh, fasilitas ini diharapkan menghasilkan sel baterai lithium-ion NCMA dengan total 10 GWh setiap tahunnya.

Karena itu Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution siap berinvestasi  1,1 miliar dolar AS dalam bentuk joint venture membangun pabrik sel baterei di Karawang, Indonesia. Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution masing-masing akan berhak  atas 50 persen kepemilikan saham di joint venture ini. Pemerintah Indonesia setuju untuk mendukung melalui berbagai insentif untuk kelancaran proses operasional yang stabil dari pabrik tersebut.

Kesepakatan tersebut tercapai setelah dilakukan seremonial penandatangan MoU yang diadakan di kantor pusat LG Energy Solution, Seoul. Penandatanganan dilakukan Sung Hwan Cho, President and CEO Hyundai Mobis, dan Jong Hyun Kim, President LG Energy Solution pada 28 Juli lalu. Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi Indonesia, dan Toto Nugroho, Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) juga turut menghadiri seremonial tersebut secara virtual.

Kedua perusahaan telah menandatangani nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Indonesia untuk membentuk joint venture di Indonesia sebagai upaya dalam memproduksi sel baterai dari mobil listrik bertenaga baterai atau BEV.

Menurut keterangan tertulis dari Hyundai Motor Group, Kamis (29/7) sel baterai yang diproduksi pabrik di Karawang, Jawa Barat akan digunakan pada model EV dari Hyundai Motor dan Kia yang dibangun di atas platform BEV khusus Hyundai Motor Group, yaitu Electric-Global Modular Platform (E-GMP). Pabrik baru ini akan membantu Hyundai dan Kia memproduksi kendaraan dengan efisiensi, kinerja, dan keamanan tinggi dengan memasok sel baterai yang dioptimalkan untuk dua model BEV dari produsen mobil tersebut.

Kerjasama dengan LG Energy Solution juga akan membantu Hyundai Mobis untuk mendapatkan pasokan sel baterai mobil listrik di masa mendatang, seiring dengan permintaan global mobil listrik yang diperkirakan akan terus meningkat. Hyundai Mobis juga berencana untuk mempercepat upayanya dalam memperluas produksi sistem baterai dan mengembangkan teknologi mutakhir untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di pasar EV global.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement