'Manfaatkan Konten Belajar untuk Hindari Learning Loss'
Red: Fernan Rahadi
Kolaborasi LIPI dan Quipper dbuat dalam bentuk video pembelajaran bagi siswa SMA | Foto: quipper.com
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah pada tahun ajaran baru 2021/2022 ini terpaksa menunda pelaksanaan pendidikan tatap muka selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang berlaku di tujuh provinsi di Pulau Jawa-Bali dan 15 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali. Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Kemendikbud Ristek Hendarman mengatakan bahwa sekolah dari jenjang PAUD sampai pendidikan tinggi di daerah yang menerapkan PPKM Darurat, akan melanjutkan penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Satu tahun lebih sudah pelaksanaan PJJ, namun masih dijumpai tantangan pada proses pendidikan yang akhirnya bermuara pada masalah yang sebelumnya belum banyak terpikirkan, yakni learning loss atau kehilangan pembelajaran. The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss adalah situasi di mana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau tidak berlangsungnya proses pendidikan. Berdasarkan Economist, World Bank, persentase learning loss akan meningkat sebanyak 10 persen apabila keadaan ini dibiarkan terus menerus.
Analis Kebijakan Ahli Muda, Direktorat SMA, Kemendikbud-ristek, Junus Simangunsong, mengungkapkan bahwa untuk mengoptimalkan KBM pertemuan tatap muka masih belum dapat dilakukan secara optimal karena adanya kekhawatiran dari orang tua terkait keselamatan dan kesehatan para siswa, sehingga sampai saat ini praktek PJJ masih menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan supaya siswa dapat terhindar dari learning loss.
"Untuk dapat memaksimalkan praktek PJJ yang efektif para siswa dapat memanfaatkan konten-konten belajar yang telah disediakan oleh pemerintah dari hasil kolaborasi dengan beberapa penyedia konten belajar," ujar Junus, dalam siaran pers, Jumat (30/7).
Untuk mengupayakan optimalisasi proses pembelajaran jarak jauh, langkah strategis dan nyata dari berbagai pihak menjadi kebutuhan utama sehingga siswa dapat keluar dari ancaman learning loss, perusahaan teknologi pendidikan Quipper menyebutkan peran edtech tidak hanya terbatas sebagai penyedia tambahan materi ajar.
Business Strategy and Growth Senior Manager Quipper Indonesia, Ruth Ayu Hapsari, mengatakan dalam upaya untuk membantu siswa memahami sebuah materi ajar, pembelajaran interaktif yang disertai dukungan penuh dapat membantu siswa untuk dapat terus memaksimalkan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif.
"Pada dasarnya tahun ini kami ingin dapat memberikan pengalaman belajar online yang lebih baik lagi untuk siswa agar dapat membantu proses belajar siswa menjadi lebih optimal, baik ketika belajar dari rumah atau pada masa transisi kembali belajar tatap muka. Hal ini kami lakukan dengan menambahkan fitur tambahan yang interaktif dan efektif serta beberapa tawaran paket belajar yang lebih lengkap. Melalui fitur Tanya Tutor dan Live Class yang sudah termasuk dalam semua paket Quipper harapannya siswa-siswi dapat lebih terbantu lagi dalam proses belajar mandiri," ujar Ayu.
Ayu menjelaskan untuk menyambut tahun ajaran baru 2021/2022, Quipper telah meluncurkan paket belajar yang lebih beragam dan menghadirkan fitur gratis Tanya Tutor dan Live Class di semua paket belajarnya yang dapat dimanfaatkan oleh para pelajar SMP hingga SMA. Alasan utamanya adalah untuk membantu siswa dalam proses pemahaman materi disaat membutuhkan penjelasan lebih lanjut serta untuk meningkatkan motivasi belajar terutama ketika siswa saat ini lebih banyak dituntut untuk bisa belajar secara mandiri.
Quipper juga menghadirkan sederet fitur penunjang guna meningkatkan kenyamanan dan kemudahan belajar siswa. Terdapat beberapa fitur terbaru di antaranya adalah Rekomendasi Topik, Memperkecil tampilan Video, dan Mode Gelap. Setiap fitur penunjang, memiliki fungsi untuk membuat pengalaman belajar para siswa dalam menggunakan aplikasi Quipper lebih baik lagi.