Rumah Peneliti Wanagama Difungsikan Sebagai Selter Covid-19
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Rumah Peneliti Wanagama Difungsikan Sebagai Selter Covid-19 (ilustrasi). | Foto: Antara/Reno Esnir
REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNGKIDUL -- UGM menambah fasilitas shelter penanganan covid bagi pasien covid bergejala ringan. Kali ini, rumah peneliti Wanagama UGM yang difungsikan sebagai shelter kerja sama antara Pemkab Gunungkidul dan Fakultas Kehutanan UGM.
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Dr Budiadi mengatakan, ini kedua kalinya Wanagama digunakan sebagai shelter. Sebelumnya, untuk warga yang reaktif rapid test, dan kini yang ditempatkan merupakan yang sudah betul-betul positif gejala ringan.
Ia menekankan, UGM berusaha semaksimal mungkin menyumbangkan sumber daya yang dimiliki bagi penanganan. Pemanfaatan rumah peneliti Wanagama sebagai shelter diharapkan mendukung langkah pemda menangani pasien dan menekan angka kematian.
"Di sini, isolasi bisa maksimal karena tidak berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan lingkungannya lebih sehat, mudah-mudahan jika diisolasi di sini lebih cepat sembuh karena kondisinya mendukung," kata Budiadi, Jumat (30/7).
Shelter memiliki kapasitas 51 tempat tidur, dengan kopel khusus IGD dilengkapi konsentrator oksigen dan ruangan khusus tenaga kesehatan. Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, ini salah satu shelter yang dikelola Pemkab Gunungkidul.
Dengan berada di selter terpadu, kondisi pasien yang isolasi mandiri terpantau dan lebih cepat mendapat penanganan. Harapannya, tidak ada lagi masyarakat yang meninggal ketika melakukan isoman di rumah dan terlambat dibawa ke rumah sakit.
"Shelter terpadu menjadi penting mengingat jumlah kasus di Kabupaten Gunungkidul masih cukup tinggi. Kerja sama ini sangat penting bagi kami. Meski beberapa hari ini menurun, namun jumlah yang isoman masih cukup tinggi, sekitar 2.500 orang," ujar Sunaryanta.
Direktur Wanagama, Dr Dwiko Budi Permadi menambahkan, shelter ini dikelola Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Gunungkidul yang kini menampung delapan pasien. Hutan pendidikan ini sendiri selama ini digunakan sebagai praktikum dan penelitian.
Baik bagi mahasiswa dan dosen Fakultas Kehutanan UGM. Namun, pandemi yang belum mereda praktikum mahasiswa sementara ditiadakan. Nantinya, aktivitas penelitian dilakukan di luar area rumah dengan sejumlah pengaturan guna mencegah penularan.
"Untuk riset masih dilakukan di luar area rumah peneliti. Untuk praktikum mengikuti kebijakan PPKM dan fakultas," kata Dwiko.