Jumat 30 Jul 2021 22:51 WIB

Fermentasi Bisa Jadi Solusi Pakan Ternak

Petani tidak harus mencari rumput setiap hari sehingga ada waktu luang.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Mas Alamil Huda
Peternak mengganti air minum untuk ayam broiler di peternakan kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha/rwa.
Peternak mengganti air minum untuk ayam broiler di peternakan kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi, menilai, teknologi fermentasi bisa menjadi salah satu solusi bagi petani untuk penyediaan pakan ternak. Terutama pada saat rumput atau hijauan sulit didapatkan.

"Dengan menerapkan teknologi ini petani tidak harus mencari rumput setiap hari sehingga ada waktu luang untuk melakukan pekerjaan sampingan," kata Mahyeldi saat mengunjungi kelompok tani ternak UAU Sarumpun, Nagari Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Jumat (30/7).

Mahyeldi mengatakan, teknologi fermentasi belum banyak digunakan oleh petani peternak di Sumbar. Padahal menurut dia, dengan penerapan teknologi itu pekerjaan pemberian makan ternak akan lebih efektif.

"Kita sudah punya ahlinya untuk teknologi fermentasi ini. Kebetulan yang bersangkutan sebelumnya belajar di Australia. Dia juga bersedia membagi ilmu dengan petani peternak lain karena itu ke depan akan kita coba buatkan forum untuk sosialisasi pembuatan pakan dengan teknologi fermentasi ini," ucap Mahyeldi.

Menurutnya, jika petani peternak sudah memanfaatkan teknologi fermentasi maka bisa memiliki waktu untuk mengelola potensi lain seperti kotoran dan urine sapi untuk dijadikan pupuk. Hal itu itu akan bisa menambah penghasilan petani peternak sehingga membantu meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Biasanya sumber pakan ternak yang biasa dimanfaatkan petani adalah hijauan seperti rumput. Dengan teknologi fermentasi hijauan lokal, jerami dan pohon jagung akan dijadikan silase kemudian ditambahkan nutrisi sebagai konsentratnya seperti mineral, probiotik dan enzim. 

“Hasilnya bisa menjadi stok pakan yang bisa dimanfaatkan terutama pada masa kemarau yang sulit mendapatkan hijauan,” kata Mahyeldi menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement