Sabtu 31 Jul 2021 16:46 WIB

Meksiko, Rusia, dan Bolivia Bahu Membahu Membela Kuba

Meksiko, Rusia, dan Bolivia memberikan bantuan kemanusian ke Kuba.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang wanita memegang bendera Kuba selama pawai mendukung pemerintah Kuba, dekat kedutaan AS di La Paz, Bolivia, Rabu, 14 Juli 2021.
Foto: AP/Juan Karita
Seorang wanita memegang bendera Kuba selama pawai mendukung pemerintah Kuba, dekat kedutaan AS di La Paz, Bolivia, Rabu, 14 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Kuba menerima pengiriman makanan dan pasokan medis dari sekutu Meksiko, Rusia, dan Bolivia pekan ini. Bantuan tersebut menjadi upaya untuk melawan embargo Amerika Serikat (AS) yang dinilai menyulitkan Kuba.

Sumbangan mulai didistribusikan pihak berwenang pada Jumat (30/7). Bantuan-bantuan yang datang untuk mengurangi kekurangan dan ketidakpuasan di tengah krisis ekonomi terburuk pulau itu dalam beberapa dekade dan lonjakan kasus virus korona.

Baca Juga

Pasokan ini datang hampir tiga minggu setelah protes yang belum pernah terjadi sebelumnya secara nasional. Aksi turun ke jalan ini didorong oleh frustasi dengan kondisi ekonomi yang mengerikan dan pembatasan kebebasan sipil.

Kuba menyalahkan kerusuhan pada tentara bayaran yang didukung Amerika Serikat (AS) yang mengeksploitasi kesulitan. AS memberlakukan sanksi selama beberapa dekade dan upaya menyamarkan kerusuhan melalui kampanye #SOSCuba yang menyerukan bantuan kemanusiaan.

Sekarang narasi bantuan kemanusiaan kembali menggaungkan hal sama. Bantuan sekutu juga menyalahkan embargo perdagangan AS untuk sebagian besar kesengsaraan Kuba.

Sebuah kapal angkatan laut Meksiko yang membawa 1.000 ton kacang serta peralatan medis dan oksigen untuk pasien Covid-19 tiba di negara itu. Menteri Perdagangan Dalam Negeri Betsy Díaz mengatakan dua kapal lagi akan segera tiba.

"Saya ingin berterima kasih secara pribadi kepada Presiden Andres Manuel Lopez Obrador yang telah meratifikasi penolakan tradisional Meksiko terhadap blokade dan keinginannya untuk membantu Kuba," kata Menteri Perdagangan Kuba Rodrigo Malmierca pada upacara penerimaan kapal.

Penulis blog populer tentang ekonomi Kuba, Pedro Monreal, mengatakan bantuan itu sangat positif sebagai tindakan darurat. Langkah ini mengingat keseriusan krisis kesehatan, ekonomi, dan politik secara simultan. "Ini memiliki sudut kemanusiaan dan politik. Namun, ketika Anda melihat dalam jangka panjang, bobotnya relatif rendah," ujar Monreal.

Ekonom di Pusat Studi Ekonomi Kuba yang berbasis di Havana, Ricardo Torres, menghitung, misalnya sumbangan yang dijanjikan Vietnam sekitar 12 ribu ton beras akan menghasilkan sekitar 2 pon per orang Kuba. Jumlah tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan harian warga.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement