REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Satgas Covid-19 Kota Bogor terus mendorong vaksinasi Covid-19 massal dengan sasaran masyarakat Kota Bogor, sebagai upaya komperhensif untuk menurunkan angka fatality rate atau angka kematian karena terpapar Covid-19. Namun, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengatakan, untuk mempercepat progress vaksinasi, sebaiknya jangka waktu pemberian vaksinasi tidak terlalu lama.
Saat ini, jangka waktu pemberian vaksinasi di daerah dari suntikan pertama ke suntikan ke-dua. Dedie mengatakan, dengan diterapkannya jangka waktu yang tidak terlalu lama dapat melengkapi persentase capaian daerah.
“Kan sekarang 28 hari kenapa tidak dimajukan 14 hari, jadi angkanya naik,” kata Dedie, Ahad (1/8).
Menurut Dedie, sebaiknya, setiap jatah vaksin datang, langsunh diberikan kepada penerima sasaran sesuai dengan alokasi yang diterima pemerintah daerah. Sementara, skema saat ini akan memperlambat capaian vaksinasi di daerah. Lantaran, setiap mendapatkan jatah vaksin harus didrop dan dialokasikan dua kali.
“Misal dialoksikan 10 ribu vaksin, yang dipakai 5.000, sisanya menunggu 28 hari. Keinginan kita dipakai saja dengan catatan ada kepastian dropping dari pemerintah pusat,” ucapnya.
Lebih lanjut, Dedie menyebutkan, 90 persen warga Kota Bogor yang meninggal saat terkonfirmasi Covid-19 tercatat belum menerima vaksin. “Kita akui ternyata ada kaitan tingkat kematian yang lebih rendah (setelah menjalani vaksinasi). Jadi ketahanan fisik anti bodinya terbentuk baik,” jelasnya.