REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Pelaku usaha produk kain bordir khas Kota Tasikmalaya, Jawa Barat terus mengembangkan usahanya ke pasar domestik maupun mancanegara agar tetap memberikan keuntungan di tengah pandemi COVID-19.
"Meski pandemi ini berdampak terhadap usaha kami, namun kini bordir saya kini semakin mengalami pengembangan," kata pelaku usaha pernak-pernik dan busana bordir rumahan Dewi Harti Nugrahani melalui siaran pers PT Pertamina di Tasikmalaya, Ahad (1/8).
Sejak bermitra dengan PT Pertamina melalui Marketing Regional Jawa Bagian Barat, kini sudah memiliki toko display produknya sendiri di Kelurahan Talagasari, Kawalu, Kota Tasikmalaya bernama Haryati Collection.
Perempuan yang sudah menggeluti usahanya sejak 2006 lalu itu mengatakan sudah memproduksi lebih dari 40 jenis produk khasnya berupa kain perca dan busana muslim bordir yang diproduksi secara baik dan menarik.
Selama ini omzetnya terus melesat dibanding ketika awal memulai usahanya, saat ini keuntungan setiap bulannya mencapai Rp30 juta, dengan hasil yang cukup memuaskan itu menjadi motivasi diri untuk terus memperluas pasar bordir. "Cita-cita saya memang bukan hanya membawa seni bordir sampai di pasar domestik saja, tapi bordir Tasik ini harus 'go internasional'," katanya.
Setelah menjalin mitra binaan dengan PT Pertamina semakin membantu pengembangan usaha mulai dari peningkatan kemampuan bagi pekerja maupun promosi melalui berbagai pameran tingkat nasional.
Unit Manager Communication & CSR MOR III Eko Kristiawan menyatakan program kemitraan antara Pertamina dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) seperti bordir Tasikmalaya ini memang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil di sekitar wilayah operasi Pertamina agar menjadi tangguh dan mandiri.
Eko menambahkan melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil, Pertamina terus berupaya menggerakkan ekonomi masyarakat melalui pembinaan usaha mikro kecil agar dapat berkembang dan mandiri.