REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Antetokounmpo bersaudara, Giannis dan Thanasis, yang baru saja membantu Milwaukee Bucks juara NBA lagi setelah 50 tahun, berjanji akan membawa trofi NBA ke kampungnya di Sepolia, permukiman kumuh di Athena, Yunani, tempat keduanya tumbuh besar. Lahir di Yunani dari pasangan imigran Nigeria, Antetokounmpo bersaudara sempat harus berjualan manik-manik perhiasan di jalanan saat tumbuh.
Masa pertumbuhan Antetokounmpo bersaudara juga diwarnai ketakutan ancaman deportasi, bahkan keduanya baru memperoleh kewarganegaraan Yunani pada 2013.
"Saya teramat sangat senang bahwa salah satu trofi paling bergengsi di dunia ada di Yunani," kata Giannis dalam jumpa pers bersama Thanasis saat mengunjungi Athena, demikian dilansir Reuters, Ahad (1/8). "Ini hal yang luar biasa. Kami tidak tahu berapa lama akan ada di sini, tapi pasti kami ingin membawa trofi ini ke Sepolia, tempat kami tumbuh besar."
Giannis, yang kesohor dijuluki The Greek Freak, tampil begitu dominan dalam rangkaian final melawan Phoenix Suns, bahkan mencetak 50 poin di gim penentu dan menyabet penghargaan Pemain Terbaik (MVP) Final. Sementara Thanasis, harus menepi dan absen dari dua gim final terakhir karena menjalani protokol Covid-19.
Perjalanan gemilang Antetokounmpo bersaudara dari Sepolia ke NBA telah menyita perhatian seantero Yunani. Di sana bola basket biasanya tidak lebih populer dari sepak bola.
Di permukiman lamanya, kendati jarang disorot media, sebuah mural raksasa Giannis mengenakan jersey Milwaukee Bucks terpampang di lapangan yang biasanya jadi tempat Antetokounmpo bersaudara berlatih.
"Ini perjalanan yang luar biasa. Jika delapan tahun lalu Anda bilang saya akan berada di posisi ini, bersama Thanansis, memenangi trofi NBA dan berhak membawanya ke mana-mana, saya akan bilang Anda gila," kata Giannis.