Senin 02 Aug 2021 12:46 WIB

Presiden Bersyukur Puncak Covid tak Tembus Skenario Terburuk

Skenario terburuk adalah bila Covid tembus 70 ribu kasus per hari.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (2/8), bersyukur laju penambahan kasus Covid-19 mulai menunjukkan penurunan.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (2/8), bersyukur laju penambahan kasus Covid-19 mulai menunjukkan penurunan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersyukur laju penambahan kasus Covid-19 mulai menunjukkan penurunan dalam dua pekan terakhir, setelah sempat mencapai puncaknya dengan 56.757 kasus positif pada 15 Juli 2021. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (2/8).

Angka puncak kasus Covid-19 harian pun, ujar Menkes, tidak sampai menyentuh skenario terburuk yang sempat disiapkan pemerintah, yakni 70 ribu kasus konfirmasi positif dalam sehari. Kendati tren kasus mulai menurun dan puncaknya pun tak tembus skenario terburuk, Menkes tetap mengingatkan masyarakat agar patuh menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga

"Demikian juga dengan BOR (tingkat keterisian) Rumah Sakit, tekanannya sudah menurun rata-rata tujuh hari terakhir ini. Presiden menekankan, selain kita bersyukur kita harus tetap waspada, karena memang virus ini sulit diduga, penyebarannya yang terjadi di mana-mana seluruh dunia," kata Budi dalam keterangan pers, Senin (2/8).

Menkes menambahkan bahwa kewaspadaan terhadap penularan Covid-19 dan kepatuhan dalam menjalankan protokol kesehatan tidak boleh kendur. Ancaman lonjakan kasus masih mengadang, berkaca pada lonjakan kasus yang juga terjadi di sejumlah negara lain.

"Banyak negara-negara seperti Amerika sekarang sudah kembali di atas 100.000 (kasus per hari)," kata Budi.

Penurunan laju penambahan kasus, ujar Budi, juga didikung dengan penambahan kapasitas testing spesimen Covid-19 yang cukup signifikan. Jika sebelumnya, capaian testing harian hanya berkisar di rentang 60 ribu-70 ribu spesimen per hari, angkanya naik menjadi 200 ribu-300 ribu per hari. Meski angka ini pun, mengacu pada data resmi Satgas Penanganan Covid-19, tidak konsisten tercapai setiap hari.

"Kami sendiri masih akan terus meningkatkan testing ini arahan bapak presiden, terus ditingkatkan kalau perlu sampai 300 ribu, 400 ribu secara bertahan, yang penting apa, supaya kita benar-benar tahu kondisinya seperti apa. Kita bisa segera menangani kalau sudah ada yang kena," ujar Menkes.

Pemerintah mengklaim sudah lebih siap dalam menangani temuan-temuan kasus positif baru karena sudah ada fasilitas isolasi terpusat yang disediakan pemerintah di daerah.

"Tapi balik lagi, Bapak Ibu kita harus tetap waspada berhati-hati jangan lengah, itu pesan dari Bapak Presiden," kata Budi.

Berdasarkan grafik penambahan kasus harian yang dirilis pemerintah, penurunan tren memang sudah terjadi dalam dua pekan terakhir. Beberapa kali dalam dua pekan terakhir, penambahan kasus harian sudah kembali ke bawah 40 ribu kasus, bahkan sempat menyentuh 30 ribuan kasus per hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement