Senin 02 Aug 2021 14:39 WIB

Innalillahi, Dewan Syura Masjid Jogokariyan Berpulang

Sang ayah menilai, kepergian Fanni sesuai dengan yang dicita-citakan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Masjid Jogokariyan di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Masjid Jogokariyan di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kabar duka datang dari keluarga besar Masjid Jogokariyan. Salah satu tokoh pentingnya, Muhammad Fanni Rahman atau biasa disapa Abah Fanni, meninggal dunia pada 2 Agustus 2021 sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

Setelah disalatkan di Masjid Jogokariyan, jenazah Abah Fani dimakamkan di Komplek Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu. Abah Fanni sendiri merupakan Dewan Syura Masjid Jogokariyan dan Pimpinan Pesantren Masyarakat Merapi Merbabu.

Ayahanda Fanni, Muhammad Syabani, menyampaikan terima kasih atas sumbangan moril maupun materiil, terutama doa-doa yang dipanjatkan dan memohon maaf atas kesalahan Fanni. Ia menilai, kepergian Fanni sesuai dengan yang dicita-citakan.

"Ketika dia ke Palestina, waktu itu bersama kapal kemanusiaan yang pertama, dia pamit ingin sekali meninggal fisabilillah. Insya Allah meninggal dalam keadaan ini juga termasuk meninggal sebagai syuhada, orang yang meninggal syahid," kata Syabani, Senin (2/8).

Semasa hidup, Fanni memang setia membimbing segala elemen yang ada di Masjid Jogokariyan. Mulai dari Takmir, Brigade, Hamas dan Remaja Masjid Masjid Jogokariyan, sempai membimbing di Relawan Masjid Indonesia dan Muslim United.

Penceramah, Ustaz Abdul Somad, juga sempat membagikan kenangannya bersama Abah Fanni. Ia mengungkapkan, pertemuannya terjadi di Masjid Jogokariyan Yogyakarta beberapa tahun lalu dan sejak itu setiap kali ke Yogyakarta selalu silaturahim.

Walau menilai, walau lebih alim dan lebih wara, Abah Fanni selalu menjatuhkan diri di hadapan murid-murid, memposisikan sebagai MC atau moderator. Somad melihat Fanni sosok yang tidak sombong, tidak kasar dan selalu berbagi hadiah.

Saat menuliskan ini selepas Subuh, Somad merasa melihat Abah Fanni tersenyum, lepas dari huru-hara dunia. Abah Fanni, lanjut Somad, meninggalkan jejak-jejak dakwah yang mesti ditapaki sebagai bukti kalau kasih sayang bertapak di hati.

"Al Fatihah untuk Abah Fanni, keluargamu pasti bangga punya orang sepertimu," ujar Somad. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement