REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan berliku kerap dilalui seseorang sebelum mencapai kesuksesan. Hal yang sama terjadi pada diri peraih medali emas ganda putri Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Apriyani Rahayu.
Yuslan Kisra, seorang jurnalis yang kini sudah menjadi aparatur sipil negara (ASN) di Kemenpora, menceritakan kepada Republika.co.id bahwa ada kejadian yang masih diingatnya ketika pertama kali membawa Apriyani ke klub Pelita Jaya Bakrie milik Icuk Sugiarto di Kawasan Kosambi, Jakarta Barat.
"Tahun 2013 setelah Apriyani tiba di Jakarta, saya yang mengantarkan ke klub Icuk di kawasan Kosambi, Jakarta Barat. Di sana pukul 05.00 pagi sudah mulai berlatih. Saya berangkat setelah sholat Subuh, jadi memang agak terlambat sampai di sana," ujar Yuslan.
Yuslan melanjutkan, pertama di tes adalah dengan skipping. "Karena skipping yang dimiliki Apriyani sudah tua, jadi saat tes tali skipping-nya putus. Akhirnya pakai skipping saya, kebetulan saya ada skipping di mobil saat itu," kenangnya.
Setelah itu, lanjut Yuslan, Apriyani dites melawan putri Icuk Sugiarto, Jauza Sugiarto. Ternyata dalam tes permainan tunggal itu, Apriyani kalah.
"Wah, jadi saya agak ragu akan kelanjutannya," ujar Yuslan. "Tetapi, kemudian Icuk Sugiarto mendekati saya dan mengatakan kalau Apriyani ini punya pukulan yang mematikan yang menjadi senjatanya dan itu harus diasah terus. Akhirnya Apriyani mendapat kesempatan bergabung selama tiga bulan di situ."