Senin 02 Aug 2021 17:23 WIB

Stok Vaksin di Pangandaran Hanya Cukup Sampai Lusa

Banyak masyarakat yang sudah dijadwal menerima suntikan vaksin dosis kedua.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Mas Alamil Huda
Alat suntik vaksin AstraZeneca COVID-19 (ilustrasi).
Foto: AP/Alberto Pezzali
Alat suntik vaksin AstraZeneca COVID-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Stok vaksin Covid-19 di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, disebut hanya cukup untuk melakukan vaksinasi hingga lusa, Rabu (4/8). Sementara itu, banyak masyarakat yang sudah dijadwal menerima suntikan vaksin dosis kedua. 

Sekretaris Dinas Kesehatan Pangandaran Yadi Sukmayadi mengatakan, stok vaksin yang ada sudah dialokasikan untuk melakukan vaksinasi dosis pertama kepada masyarakat. Hal itu dilakukan sesuai arahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar).

"Kendalanya sekarang, ketika vaksin dihabiskan untuk dosis pertama, dan sudah ada jadwal untuk vaksinasi dosis kedua, vaksinnya belum ada lagi," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (2/8).

Ia mengatakan, saat ini di sejumlah puskesmas sedang melakukan vaksinasi dosis kedua kepada masyarakat. Namun, stok vaksin yang ada saat ini diperkirakan hanya mencukupi pelaksanaan vaksinasi hingga Rabu. Pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan saat ini pun menggunakan vaksin bantuan dari Polres Ciamis. 

Setelah Rabu, menurut dia, apabila distribusi vaksin yang baru belum juga sampai, dikhawatirkan akan terjadi gejolak di kalangan masyarakat. Dampaknya, petugas di lapangan berpotensi menjadi sasaran.

"Itu kendalanya. Kami juga merasa khawatir takut ada reaksi dari masyarakat. Kalau sudah waktunya vaksin dosis kedua, tapi vaksinnya belum ada," kata Yadi.

Menurut dia, Bupati Pangandaran sudah berusaha menghubungi beberapa pihak agar stok vaksin Covid-19 dapat segera didistribusikan. Bahkan, lanjut dia, Bupati Pangandaran juga sudah mengirimkan surat langsung kepada Menteri Kesehatan untuk percepatan distribusi vaksin.

Pihaknya juga sudah komunikasi dengan Pos TNI Angkatan Laut di Kabupaten Pangandaran untuk bisa mengupayakan untuk distribusi vaksin. Sebab, saat ini sudah tak ada lagi stok vaksin di Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran. 

Yadi menambahkan, pihaknya juga sudah mengajukan usulan terkait kebutuhan vaksin di Pangandaran. Namun, berdasarkan hasil rapat yang digelar pada Ahad (1/8) malam, dari usulan 6.686 vial, Kabupaten Pangandaran hanya akan diberi 680 vial. Artinya hanya 1 per 10 dari usulan yang akan didistribusikan. Itu pun penyalurannya melalui tiga pintu, yaitu Dinas Kesehatan, TNI, dan Polri.

Namun kepastian distribusi vaksin ke Kabupaten Pangandaran itu masih belum jelas pelaksanaannya. "Belum bisa dipastikan kapan sampainya, sementara sekarang kondisi kosong. Kita khawatir saja, ketika sudah waktunya vaksinasi dosis kedua, vaksin belum ada," kata dia.

Yadi menyebutkan, untuk menuntaskan vaksinasi dosis kedua kepada masyarakat di Kabupaten Pangandaran setidaknya dibutuhkan 50 ribu dosis vaksin. Namun kendala saat ini, belum ada kepastian distribusi vaksin dari provinsi.

"Kita diminta terus usulkan vaksin, tapi kenyataanya vaksin yang diberikan sangat terbatas, itu juga belum jelas kapan datangnya," kata dia.

Yadi berharap, distribusi vaksin dari pusat dan provinsi dapat berjalan lebih lancar. Sebab, saat ini respons masyarakat untuk mengikuti vaksinasi di Kabupaten Pangandaran sudah cukup baik. Selain itu, petugas vaksinator juga sedang semangat-semangatnya melakukan vaksinasi. 

"Jangan sampai karena ada kendala distribusi ini, masyarakat melempem lagi untuk vaksinasi," ujar dia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran hingga Sabtu (31/7), pelaksanaan vaksinasi dosis pertama sudah dilakukan kepada 75.241 orang atau 21,86 persen dari total sasaran sebanyak 344.196 orang. Sementara pelaksanaan vaksinasi dosis kedua baru dilakukan kepada 28.407 orang atau 8,25 persen dari total sasaran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement