REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrat bereaksi atas hoax sumbangan senilai Rp 2 triliun, yang dilakukan keluarga Akidi Tio. Apalagi, berita tentang sumbangan senilai Rp 2 triliun digunakan oleh buzzer untuk menyerang sosok tertentu, yang sebelumnya menggalang dana untuk Palestina.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief pun meminta agar Polda Sumatra Selatan (Sumsel) memeriksa buzzer yang ikut menyebarkan sumbangan Akidi Tio. Apalagi, sumbangan dari pengusaha tersebut digunakan menjadi konten menyerang orang lain.
"Datang ke Polda Sumsel seolah-olah mau sumbang Rp 2 T, diliput media. Buzzerp Deny Siregar dkk sebarkan opini. Putri Akidi Tio punya alasan pinjam/tipu sana sini dengan alasan biaya pencairan. Hasilnya nol," ujar Andi lewat akun Twitter, @Andiarief__. Republika pada Senin (2/8), sudah meminta izin untuk mengutip status tersebut.
Andi pun meminta polisi tidak tinggal diam. Korban penculikan 1998 ini meminta agar polisi memeriksa kaitan sumbangan hoax yang dilakukan keluarga Akidi Tio dengan buzzer. "Polisi harus mencari hubungan keterlibatan Deny Siregar dkk dengan putri Akidi Tio,” ujar Andi.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Jansen Sitindaon juga mengkritik ulah buzzer yang menyebarkan berita bohong soal Akidi Tio. Apalagi, kata dia, sumbangan hoax Akidi Tio digunakan buzzer untuk menyerang orang lain.
"Soal Akiditio silakan para buzzerrrp laknat merevisi konten. Walau kalian hapus, akan kami ingat karena sudah kalian pakai nyerang orang lain. Ke depan hilang sudah legitimasi moral kalian ngomong apapun!” ujar Jansen di akun Twitter, @jansen_jsp.
Jansen pun juga berpesan kepada seluruh kader Demokrat untuk selalu berbuat kebaikan, meski berada di tengah keterbatasan. "Untuk semua kader @PDemokrat tetaplah berbuat walau semampu kita, penting benar," ujarnya.
Dalam berbagai kanal medsos, buzzer yang terafiliasi sebagai pendukung pemerintah mengejek mereka yang menyumbang untuk Palestina, ketika ada berita tentang Akidi Tio. Akidi yang dilaporkan menyumbang Rp 2 triliun ke Polda Sumsel dianggap lebih nasionalis.
Bahkan, ada buzzer menambah dengan memberi narasi keluarga Akidi Tio akan menyumbang Rp 100 triliun, dengan bertemu Presiden Jokowi. Adapun sasaran yang dikritik buzzer, di antaranya Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Ustaz Adi Hidayat (UAH), Ustaz Abdul Somad (UAS), hingga pendakwah Taqy Malik, yang pernah menggalang donasi untuk Palestina.