REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengarak atlet yang menjadi juara Olimpiade merupakan tradisi lazim di Indonesia. Sebelumnya ketika Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir merebut emas Olimpiade 2016, keduanya juga diarak di Kota Kudus asal klub kedua pemain tersebut.
Ketua PBSI Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara Akib Ras mengatakan kalau pihaknya akan menggelar acara arak-arakan untuk Apriyani jika nanti dia pulang ke daerah asalnya. "Kita rencanakan mengarak dari Kendari ke Konawe jaraknya itu sekitar 67 km. Kita sedang menunggu jadwal kapan dia pulang ke sini. Untuk proses dan acara arak-arakan akan kita lihat kondisinya nanti," kata Akib kepada Republika.co.id, Senin (2/8)
Menurut Akib, Apriyani tetap tidak melupakan asalnya meskipun sudah menjadi pemain dunia. Biasanya, Apriyani mendapat izin pulang ke Konawe paling lama tiga. Namun dengan waktu sempit tersebut, Apriyani selalu menyempatkan bersilaturahim.
"Kalau komunikasi dengan telepon sih tidak pernah putus. Bahkan tadi sebelum main di final minta didoakan," ujar Akib.
Akib juga menyatakan akan ada bonus khusus dari pemerintah kabupaten Konawe atas keberhasilan Apriyani meraih emas satu-satunya untuk kontingen Indonesia tersebut. Sebab, Apriyani merupakan sosok kebanggaan Kota Konawe. "Saya berharap kedepannya akan lahir Apriyani baru lagi dari Konawe ini," kata Akib.
Apriyani bersama seniornya yang juga berasal dari pulau Sulawesi, Greysia Polii, baru saja merebut emas Olimpiade Tokyo 2020. Di final ganda putri, Greysia/Apriyani mengalahkan pasangan Cina Chen Qingchen/Jia Yifan dua gim langsung 21-19, 21-15.