REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Penyebaran varian Delta Covid-19 memicu kekhawatiran di China karena jumlah kasus yang ditularkan secara lokal terus meningkat.
Komisi Kesehatan Nasional China pada Senin (2/8) mengatakan sedikitnya dari total 75 kasus Covid-19 yang dilaporkan pada Ahad (1/8), sebanyak 53 di antaranya adalah kasus lokal dan 30 di antaranya tercatat di Provinsi Jiangsu.
Wabah terbaru di China, yang telah menyatakan keberhasilan pengendalian penyebaran virus tahun lalu, pertama kali ditemukan di Jiangsu bulan lalu, sebagian besar disebabkan oleh varian Delta. Segera setelah wabah merebak, otoritas setempat meningkatkan tes skrining asam nukleat untuk mendeteksi kasus positif sedini mungkin.
Pembatasan juga diberlakukan pada pergerakan orang di wilayah tersebut, di mana rute jarak jauh dan bus wisata dihentikan. Layanan pengiriman, termasuk makanan, juga telah dihentikan. Di tengah kekhawatiran penyebaran virus, Beijing pada Senin mengumumkan penangguhan semua penerbangan, kereta api dan bus dari daerah di mana infeksi Covid-19 baru ditemukan, lansir harian China Global Times.
Pihak berwenang Beijing telah memerintahkan tindakan tegas pada rute lain yang memungkinkan masuknya orang luar ke dalam ibu kota. Langkah-langkah tersebut diambil setelah Beijing juga melaporkan dua infeksi baru pada Ahad di Distrik Haidian, yang memicu pengujian asam nukleat massal.
Di tengah meningkatnya kekhawatiran karena infeksi mematikan, Provinsi Hunan juga menghentikan semua kegiatan belajar mengajar dan program pelatihan tatap muka. Pemerintah meminta siswa dan guru untuk menghindari bepergian kecuali jika benar-benar perlu.
China, negara terpadat di dunia, saat ini memimpin jumlah vaksinasi Covid-19 global dengan lebih dari 1,6 miliar dosis diberikan hingga saat ini. Menurut Komisi Kesehatan Nasional, China telah melaporkan total 93.005 kasus, termasuk 4.636 kematian, sejauh ini.